Pemprov Papua Pegunungan Apresiasi Kerukunan Masyarakat Adat Selama Ramadhan dan Idul Fitri
Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat adat atas terjaganya kedamaian selama Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H, menunjukkan kekuatan pluralisme di tengah keberagaman masyarakat.

Wamena, 05/04 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan (Papeg) memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat adat atas peran aktif mereka dalam menjaga kedamaian dan kerukunan selama bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. Apresiasi ini disampaikan langsung oleh Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Velix V Wanggai.
Halal bihalal yang digelar di kediaman Penjabat Gubernur di Wamena pada Sabtu lalu menjadi momentum penting untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat. Pj. Gubernur Wanggai menekankan betapa luar biasanya perayaan Idul Fitri tahun ini, mengingat keberagaman masyarakat Papua Pegunungan, namun tetap berlangsung aman dan damai. Ia menyampaikan, "Masyarakat di Papua Pegunungan berasal dari berbagai wilayah di nusantara, tetapi perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah tetap berlangsung damai. Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat karena perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah dapat berjalan dengan aman dan lancar."
Keberagaman tersebut, menurut Pj. Gubernur, justru menjadi kekuatan. Masyarakat Papua Pegunungan yang multietnik dan multigolongan sosial mampu hidup berdampingan dengan damai berkat ikatan kekeluargaan yang kuat. Hal ini, menurutnya, merupakan bukti nyata dari nilai-nilai toleransi dan kebersamaan yang dijunjung tinggi.
Keharmonisan Masyarakat Adat Papua Pegunungan
Pj. Gubernur Wanggai lebih lanjut menjelaskan filosofi yang menjadi landasan masyarakat Papua Pegunungan dalam menjaga kerukunan. Ia mengatakan, "Kami selalu mengacu kepada pandangan atau pesan orang tua bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, bersuku-suku, berbangsa-bangsa baik laki-laki maupun perempuan untuk saling kenal-mengenal. Dan siapa yang paling mulia di hadapan Tuhan ialah mereka yang paling bertakwa." Filosofi inilah yang menjadi kunci terciptanya pluralisme yang harmonis di wilayah tersebut.
Pengalaman selama 1,4 tahun memimpin Papua Pegunungan, menurut Pj. Gubernur, semakin memperkuat keyakinannya akan keramahan, keterbukaan, dan rasa kebersamaan masyarakat setempat. Ia menambahkan, "Selama 1,4 tahun di Papua Pegunungan kami merasakan masyarakat di sini begitu ramah, terbuka, menghargai dan mengedepankan rasa-rasa kebersamaan kekeluargaan." Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai sosial yang telah tertanam dalam kehidupan masyarakat Papua Pegunungan.
Tradisi dan adat istiadat lokal juga berperan penting dalam menjaga kerukunan. Tradisi bakar batu, pesta adat, dan nilai-nilai kebersamaan yang turun-temurun menjadi fondasi awal relasi sosial yang positif. Pj. Gubernur Wanggai menyatakan, "Landasan masyarakat Papua Pegunungan yang turun-temurun seperti filosofi bakar batu, kebersamaan, pesta adat, menjadi fondasi awal relasi sosial di daerah ini. Hal inilah yang membuat kehidupan sosial, kehidupan kualitas agama, sehingga membuat Papua Pegunungan menjadi kondusif hingga saat ini."
Idul Fitri Momentum Penguatan Pluralisme
Perayaan Idul Fitri 1446 H/2025 M, menurut Pj. Gubernur, menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat pluralisme di Papua Pegunungan. Suksesnya perayaan Idul Fitri dalam suasana damai dan penuh toleransi menunjukkan kekuatan masyarakat adat dalam menjaga kerukunan dan persatuan. Keberhasilan ini patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Keberhasilan menjaga kedamaian dan kerukunan selama Ramadhan dan Idul Fitri ini tidak terlepas dari peran aktif masyarakat adat dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan dan toleransi. Mereka telah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam menciptakan Papua Pegunungan yang aman, damai, dan harmonis. Hal ini menunjukkan bahwa keberagaman bukan menjadi penghalang, melainkan kekuatan dalam membangun Papua Pegunungan yang lebih baik.
Ke depannya, diharapkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat adat dapat terus ditingkatkan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang telah terjalin dengan baik. Dengan demikian, Papua Pegunungan dapat terus menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga kerukunan dan persatuan di tengah keberagaman masyarakat.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Papua Pegunungan akan terus menjadi daerah yang aman, damai, dan kondusif untuk kehidupan masyarakatnya.