Shalat Idul Fitri 2025 di Papua Barat Berjalan Aman dan Lancar
Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, menyatakan bahwa pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 H di seluruh wilayah Papua Barat berjalan aman, lancar, dan kondusif, berkat toleransi antar umat beragama.

Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 Hijriah atau tahun 2025 Masehi di Provinsi Papua Barat berlangsung aman, lancar, dan kondusif. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, pada Senin setelah beliau menunaikan shalat Id di Lapangan Kodim 1801/Manokwari. Keberhasilan ini tidak lepas dari peran serta seluruh komponen masyarakat di tujuh kabupaten dalam menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Wakil Gubernur juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kerukunan tersebut.
Menurut Wakil Gubernur Lakotani, "Alhamdulillah tidak ada gangguan apapun, semua rangkaian Shalat Ied berjalan aman dan lancar." Ia mengajak seluruh umat Islam untuk memaknai Idul Fitri dengan menyebarkan kebaikan, menghargai sesama, dan mendukung program pemerintah daerah. Lebih lanjut, beliau mendorong peran aktif umat Islam dalam menggaungkan moderasi beragama melalui edukasi dan sosialisasi yang mengedepankan nilai kemanusiaan. Harapannya, Idul Fitri tahun ini membawa keberkahan dan kebaikan bagi seluruh masyarakat Papua Barat.
Papua Barat, menurut data yang disampaikan Wakil Gubernur, masih berada dalam 10 besar provinsi paling toleran di Indonesia dengan indeks 81 poin. Bahkan, beberapa tahun lalu, Papua Barat sempat menempati posisi pertama. Prestasi ini menjadi tanggung jawab bersama untuk terus dijaga dan dilestarikan sebagai modal utama dalam menciptakan stabilitas keamanan yang kondusif. Wakil Gubernur menekankan pentingnya peran semua pihak dalam merawat harmoni antarumat beragama sebagai kunci keberhasilan program pembangunan.
Toleransi Antar Umat Beragama di Papua Barat
Keberhasilan penyelenggaraan Shalat Idul Fitri yang aman dan lancar di Papua Barat tak lepas dari komitmen seluruh elemen masyarakat dalam menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Hal ini sejalan dengan slogan 'membangun dengan hati dan mempersatukan dengan kasih' yang digaungkan oleh Gubernur Dominggus Mandacan dan Wakil Gubernur Mohamad Lakotani sejak periode kepemimpinan pertama mereka (2017-2022).
Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Barat, Ali Baham Temongmere, menyatakan bahwa suasana selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri berlangsung kondusif dan sesuai dengan slogan tersebut. Beliau menambahkan, "Tidak ada kata lain, bahwa dengan hati yang bersih kita membangun kebersamaan demi kemajuan Papua Barat." Pernyataan ini menegaskan pentingnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam membangun Papua Barat.
Keberhasilan ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis bagi semua warga, tanpa memandang latar belakang agama. Hal ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain di Indonesia dalam menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama.
Moderasi Beragama dan Pembangunan Papua Barat
Wakil Gubernur Mohamad Lakotani juga menekankan pentingnya moderasi beragama dalam pembangunan Papua Barat. Beliau mengajak seluruh umat Islam untuk berperan aktif dalam menggaungkan moderasi beragama melalui berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi. Hal ini penting untuk menjaga kerukunan dan mencegah potensi konflik yang dapat menghambat pembangunan.
Dengan indeks toleransi yang tinggi, Papua Barat memiliki modal utama untuk mewujudkan stabilitas keamanan dan mendorong keberhasilan program pembangunan. Kerukunan antarumat beragama menjadi faktor kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk terus menjaga dan merawat harmoni kehidupan beragama.
Pemerintah daerah Papua Barat juga diharapkan untuk terus mendukung program-program yang mempromosikan moderasi beragama dan kerukunan antarumat beragama. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai organisasi keagamaan dan masyarakat sipil.
Keberhasilan dalam menjaga toleransi antarumat beragama di Papua Barat dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Dengan menjaga kerukunan dan persatuan, pembangunan nasional dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuannya.
Sebagai penutup, keberhasilan penyelenggaraan Shalat Idul Fitri di Papua Barat menjadi bukti nyata komitmen masyarakat dalam menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama. Hal ini menjadi modal penting dalam pembangunan dan kemajuan Papua Barat di masa mendatang. Semoga keberhasilan ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.