Pengadilan Khmer Merah: Contoh Sukses Peradilan Internasional, Warisan Berharga bagi Dunia
Pengadilan Khmer Merah (ECCC) di Kamboja menjadi contoh sukses peradilan internasional dalam mengadili kejahatan kemanusiaan dan genosida, memberikan keadilan bagi korban dan mencegah balas dendam.

Jakarta, 6 Mei 2024 - Ketua Senat Kerajaan Kamboja, Hun Sen, memuji Pengadilan Luar Biasa dalam Kasus-Kasus Khmer Merah (ECCC) sebagai contoh monumental keberhasilan pengadilan internasional dalam menangani kejahatan terhadap kemanusiaan skala besar. Pernyataan ini disampaikannya dalam Kuliah Kepemimpinan Sekolah Pemerintahan ERIA di Jakarta, Selasa. Hun Sen menekankan peran penting ECCC dalam mewujudkan keadilan bagi korban dan rekonsiliasi nasional di Kamboja, sekaligus mencegah munculnya dendam dan kebencian di antara masyarakat.
Dalam pidatonya, Hun Sen menjelaskan kerja sama Kamboja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam membentuk ECCC untuk mengadili lima pemimpin utama Khmer Merah yang bertanggung jawab atas kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pengadilan ini, menurutnya, sangat krusial dalam mencapai keadilan bagi korban yang tewas dan perdamaian bagi para penyintas rezim Khmer Merah yang brutal.
Keberhasilan ECCC menjadi sorotan karena masih sedikitnya pengadilan internasional yang menangani kejahatan besar serupa. Hun Sen bahkan mencontohkan Rwanda, yang juga mengalami genosida besar-besaran pada tahun 1994, tidak membentuk pengadilan campuran seperti Kamboja. Hal ini menunjukkan keunikan dan pentingnya model ECCC sebagai rujukan bagi dunia internasional.
Warisan Berharga: Arsip ECCC dan Pelajaran bagi Dunia
Sebagai hasil dari ECCC, Kamboja kini menyimpan lebih dari dua juta halaman bukti sejarah dan dokumen digital terkait kejahatan Khmer Merah di Pusat Riset ECCC. Arsip ini merupakan sumber daya berharga bagi penelitian tentang genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan, serta penelitian akademis lainnya. Hun Sen berharap arsip ini dapat menjadi rujukan bagi institusi pengadilan internasional lainnya yang ingin mencontoh keberhasilan ECCC.
ECCC, yang beroperasi dari tahun 1997 hingga 2022, telah berhasil menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepada tiga petinggi Khmer Merah. Meskipun pendakwaan terhadap dua lainnya dihentikan karena meninggal dunia, pengadilan ini tetap meninggalkan warisan penting dalam upaya penegakan keadilan internasional.
Keberhasilan ECCC dalam mendokumentasikan kejahatan, mengadili para pelaku, dan memberikan keadilan bagi korban merupakan pelajaran berharga bagi dunia. Model pengadilan campuran ini dapat dipelajari dan diadaptasi untuk menghadapi kejahatan serupa di masa depan. Arsip yang terdokumentasi dengan baik juga memastikan bahwa kejahatan tersebut tidak akan dilupakan dan dapat menjadi pembelajaran bagi generasi mendatang.
Lebih lanjut, Hun Sen menekankan pentingnya rekonsiliasi nasional pasca-konflik. ECCC bukan hanya sekadar pengadilan, tetapi juga instrumen untuk membangun kembali kepercayaan dan perdamaian di Kamboja. Proses peradilan yang transparan dan adil telah membantu masyarakat Kamboja untuk menghadapi masa lalu yang kelam dan membangun masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Pengadilan Khmer Merah telah membuktikan bahwa peradilan internasional dapat berhasil dalam menangani kejahatan besar terhadap kemanusiaan. Model ECCC, dengan kerja sama internasional dan fokus pada rekonsiliasi, memberikan contoh yang patut ditiru oleh dunia. Arsip yang dihasilkan juga menjadi warisan berharga bagi penelitian dan pemahaman tentang genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.