Pengawasan Ketat Implementasi B40 oleh Kementerian ESDM
Kementerian ESDM memperketat pengawasan distribusi B40 dengan menambahkan inspeksi kandungan air, warna, dan densitas, antisipasi karena tak ada insentif pemerintah, dan Pertamina telah menyelesaikan transisi dari B35 ke B40 di awal Januari 2025.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan pengawasan terhadap distribusi biodiesel B40 (bahan bakar nabati 40 persen) di Indonesia. Direktur Jenderal EBTKE Kemen ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyatakan hal ini dilakukan setelah distribusi B40 dimulai. Pengawasan langsung akan dilakukan tim gabungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), dan EBTKE mulai minggu depan.
Langkah pengawasan diperketat dengan menambahkan tiga poin penting. Tiga parameter tambahan ini meliputi pengecekan kandungan air, warna, dan densitas bahan bakar. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh bahan bakar yang didistribusikan memang benar-benar B40, bukan campuran lain yang kualitasnya lebih rendah. Pengawasan ini diperlukan karena berbeda dengan implementasi sebelumnya yang memberikan insentif, kali ini pemerintah tidak memberikan insentif sehingga pengawasan menjadi penting untuk menjamin kualitas.
Eniya menjelaskan bahwa distribusi B40 belum sepenuhnya serentak di seluruh Indonesia. Beberapa titik distribusi masih menghabiskan stok B35. Namun, perusahaan besar seperti Pertamina telah menyelesaikan transisi ke B40 sejak awal Januari 2025. Ia memperkirakan stok B35 akan habis seluruhnya pada akhir Januari 2025. Perbedaan distribusi ini disebabkan oleh lokasi geografis dan ketersediaan stok B35 di berbagai wilayah.
Keputusan Menteri ESDM No. 345.K/EK.01/MEM.E/2024 tanggal 30 Desember 2024 menjadi dasar penyaluran Biosolar B40 oleh PT Pertamina Patra Niaga. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyatakan bahwa penyaluran B40 dilakukan secara bertahap di SPBU seluruh Indonesia. Kenaikan persentase biodiesel ini dari sebelumnya B35 menjadi B40 menunjukkan komitmen pemerintah dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Kesimpulannya, Kementerian ESDM mengambil langkah proaktif dengan memperketat pengawasan distribusi B40 untuk memastikan kualitas dan kuantitas. Pengawasan ketat ini dilakukan sebagai antisipasi karena tidak adanya insentif pemerintah dalam program ini, dan memastikan transisi yang lancar dari B35 ke B40 di seluruh Indonesia. Meskipun belum serentak, diharapkan seluruh stok B35 akan habis pada akhir Januari 2025.