Pengembang KEK Kura-kura Bali Diminta Percepat Pembangunan, Sasar Pendapatan Per Kapita Rp51 Juta!
Dewan Nasional KEK dan Provinsi Bali mendesak percepatan pembangunan KEK Kura-kura Bali di Pulau Serangan untuk mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, ditargetkan pendapatan per kapita mencapai Rp51,75 juta per bulan pada 2045.

Denpasar, 10 Maret 2024 (ANTARA) - Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Dewan Kawasan KEK Provinsi Bali telah meminta PT Bali Turtle Island Development (BTID), pengembang utama KEK Kura-kura Bali, untuk mempercepat pembangunan di Pulau Serangan. Percepatan ini bertujuan agar kawasan seluas 498 hektar tersebut dapat segera memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat sekitar. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, dalam kunjungannya ke Denpasar pada Senin lalu.
"Perintah bergerak cepat, menginstruksikan PT Bali Turtle Island Development (BTID) agar lebih mendorong percepatan pembangunan KEK Kura-kura Bali," kata Rizal Edwin Manansang. Ia menekankan pentingnya percepatan pembangunan KEK Kura-kura Bali agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian Bali dan kesejahteraan masyarakat. Proyek ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.
"Ini (rencana percepatan investasi KEK Kura-kura Bali) adalah berita yang menggembirakan buat pemerintah, dan kami berharap dapat segera direalisasikan sesuai target dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat," ujar Rizal Edwin. Pernyataan ini menunjukkan optimisme pemerintah terhadap potensi KEK Kura-kura Bali dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Bali.
Percepatan Pembangunan KEK Kura-kura Bali: Proyek-Proyek Unggulan
PT BTID melaporkan sejumlah proyek telah dan sedang dikembangkan di KEK Kura-kura Bali. Beberapa proyek yang telah rampung antara lain kampus dan kedai kopi ternama. Sementara itu, mega proyek lain seperti marina internasional, mal The Grand Outlet Bali (GOB), ACS Bali, UID Lodge, International Mangrove Research Center (IMRC), serta hotel dan vila sedang dalam tahap pembangunan. Kehadiran proyek-proyek ini diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian lokal.
Head of Communication PT BTID, Zakki Hakim, menjelaskan bahwa pada akhir tahun 2024 lalu, pengembang telah menjalin kemitraan strategis dengan beberapa investor global, termasuk Mitsubishi Estate Co. Ltd. (Jepang), TPC Group (Singapura), dan Pegasus Capital (AS). Kemitraan ini akan mendukung pengembangan distrik marina dan integrasi konsep mindfulness untuk menciptakan ekosistem kehidupan yang sejahtera.
"Langkah ini bukan sekadar upaya percepatan pengembangan proyek, tetapi merupakan strategi untuk mendongkrak investasi, membuka ribuan lapangan kerja, dan memperkuat sektor ekonomi prioritas," jelas Zakki Hakim. Pernyataan ini menekankan bahwa percepatan pembangunan KEK Kura-kura Bali tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja.
Saat ini, pengembang dan investor juga tengah mendiskusikan upaya pengembangan yang berkelanjutan, seperti desain bangunan hemat energi dan ramah lingkungan, sesuai arahan Dewan Nasional KEK. Hal ini menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Integrasi dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali
Tujuan pembangunan KEK Kura-kura Bali adalah untuk mendukung implementasi Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali. Peta jalan ini bertujuan untuk mewujudkan pariwisata berkualitas, ekonomi kreatif, dan infrastruktur modern yang siap bersaing di kancah global. KEK Kura-kura Bali diharapkan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam pencapaian tujuan tersebut.
Zakki Hakim menyatakan kesepakatannya dengan percepatan pembangunan, karena ini merupakan bagian dari transformasi ekonomi baru Bali. Transformasi ini menargetkan peningkatan pendapatan per kapita penduduk Bali hingga sepuluh kali lipat menjadi 41.400 dolar AS per tahun, atau setara Rp51,75 juta per bulan pada tahun 2045. Target ini menunjukkan ambisi besar Bali dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Pengembang memastikan bahwa investasi yang dilakukan berkualitas dan mengedepankan nilai-nilai budaya lokal. Selain itu, proyek ini juga akan menyediakan lapangan kerja baru dan infrastruktur canggih. Komitmen ini menunjukkan kepedulian pengembang terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat Bali.
Keterlibatan Masyarakat dan Pengaturan Akses
Demi kelancaran dan keselamatan semua pihak, akan ada pengaturan akses ke kawasan KEK Kura-kura Bali. Zakki Hakim menjamin keterlibatan masyarakat setempat dalam proses pembangunan dan memastikan transparansi dalam setiap tahapannya. Untuk mendukung percepatan pembangunan, akan ditambahkan jumlah hoarding pengaman proyek di hampir seluruh kawasan yang terdampak.
Namun, Zakki Hakim memastikan bahwa akses menuju delapan pura di dalam kawasan akan tetap dibuka untuk ibadah. Para nelayan kecil Serangan juga dapat beraktivitas secara normal, kampus UID tetap beroperasi, dan kedai kopi tetap melayani pelanggan seperti biasa. Hal ini menunjukkan upaya pengembang untuk meminimalkan dampak negatif pembangunan terhadap masyarakat sekitar.
Percepatan pembangunan KEK Kura-kura Bali diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Bali dan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan komitmen dari pemerintah, pengembang, dan investor, serta keterlibatan masyarakat, proyek ini berpotensi untuk menjadi model pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.