Peran Perempuan Penting dalam Penanggulangan Bencana, Kata Bappenas
Bappenas menekankan peran krusial perempuan dalam penanggulangan bencana di Indonesia, mengingat risiko lebih tinggi bagi perempuan menjadi korban bencana dibandingkan laki-laki.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menegaskan peran penting perempuan dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Maliki, dalam sebuah lokakarya nasional yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Lokakarya yang merupakan hasil kolaborasi Indonesia dan Australia melalui program SIAP SIAGA ini menyoroti pentingnya pendekatan gender dalam pengurangan risiko bencana.
Menurut Maliki, perempuan berperan penting dalam berbagai fase bencana, mulai dari pra-bencana, saat bencana, hingga pasca-bencana. Namun, pemahaman tentang kebencanaan selama ini belum sepenuhnya menyentuh perempuan dan penyandang disabilitas. Oleh karena itu, pendekatan gender sangat diperlukan untuk memperkuat peran mereka dalam mengurangi risiko bencana. Data BNPB menunjukkan perempuan memiliki risiko 14 kali lebih tinggi menjadi korban bencana dibandingkan laki-laki, sebuah fakta yang menggarisbawahi urgensi perhatian khusus terhadap kelompok rentan ini.
Lebih lanjut, Maliki menjelaskan bahwa perempuan dan penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan dan marjinal yang lebih terdampak perubahan iklim dan risiko bencana. Keterbatasan akses dan social exclusion mengurangi jaring pengaman mereka. Oleh karena itu, akses layanan kesiapsiagaan yang inklusif sangat penting, memastikan pelatihan prabencana, infrastruktur siaga bencana, dan informasi kebencanaan dapat diakses oleh semua kelompok, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. Penguatan jaring pengaman dan rehabilitasi inklusif juga menjadi kunci dalam melindungi kelompok rentan ini pasca-bencana.
Peran Perempuan sebagai Agen Perubahan
Senada dengan pernyataan Maliki, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNBP, Raditya Jati, juga menekankan peran penting perempuan dalam penanggulangan bencana. Perempuan sering terlibat dalam kegiatan sosial seperti membantu di dapur umum dan pos kesehatan, di samping tanggung jawab mereka sebagai caregiver dalam keluarga. Saat bencana terjadi, peran dan beban perempuan justru bertambah. Mereka bukan hanya objek yang perlu dilindungi, tetapi juga subjek yang berperan aktif sebagai agent of change.
Raditya menambahkan bahwa perspektif gender harus diintegrasikan ke dalam semua kebijakan dan tindakan pengurangan bencana. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerentanan perempuan dan memastikan laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam peningkatan kapasitas. Integrasi ini penting untuk menciptakan ketangguhan yang berkelanjutan, menyelamatkan nyawa, dan memastikan tidak ada yang tertinggal dalam upaya penanggulangan bencana.
Program SIAP SIAGA, yang menjadi wadah kolaborasi Indonesia dan Australia, memiliki fokus utama pada peningkatan integrasi kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam kerangka penanggulangan bencana. Program ini bertujuan untuk membangun ketangguhan berkelanjutan dan memastikan keselamatan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali.
Kesimpulan
Peran perempuan dalam penanggulangan bencana di Indonesia sangatlah krusial. Baik sebagai korban, pelaku, maupun pemimpin, perempuan memiliki kontribusi yang signifikan. Oleh karena itu, pendekatan yang responsif gender dan inklusif sangat penting dalam mengurangi risiko bencana dan memastikan keselamatan serta kesejahteraan seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan seperti perempuan dan penyandang disabilitas. Integrasi perspektif gender dalam kebijakan dan tindakan penanggulangan bencana merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan adanya kolaborasi internasional seperti program SIAP SIAGA, diharapkan upaya penanggulangan bencana di Indonesia dapat semakin efektif dan menyeluruh, memastikan tidak ada yang tertinggal dan menciptakan masyarakat yang tangguh menghadapi bencana.