Peringatan Keras Menteri ESDM pada Operator Blok Masela: Produksi Segera Dimulai!
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan peringatan keras kepada operator Blok Masela untuk segera memulai produksi, atau menghadapi evaluasi kontrak kerjasama yang telah berjalan selama 26 tahun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan ultimatum tegas kepada operator proyek LNG Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Beliau meminta agar pekerjaan produksi segera dimulai. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara "Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru", di Jakarta, Kamis (30/1).
Bahlil menegaskan telah mengirimkan surat peringatan. Jika operator tidak memulai proses produksi tahun ini, pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk melakukan evaluasi kontrak, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. "Jangan pengusaha yang mengendalikan negara, tetapi negara yang harus mengendalikan pengusaha. Dengan catatan, negara juga tidak boleh zalim (tidak adil) ke pengusaha," tegasnya.
Kontrak kerja sama Wilayah Kerja (WK) Masela telah ditandatangani sejak 16 November 1998, dengan jangka waktu 30 tahun. Setelah kompensasi waktu dan perpanjangan, kontrak akan berakhir pada 15 November 2055. Namun, lambannya progres proyek menjadi perhatian serius pemerintah.
Proyek Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional. Proyek ini diharapkan menghasilkan 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA) Liquefied Natural Gas (LNG), 150 juta standar kaki kubik per hari gas pipa, dan sekitar 35.000 barel kondensat per hari. Target operasionalnya dijadwalkan pada kuartal IV-2029.
Inpex Masela Ltd memegang 65 persen partisipasi interest dan bertindak sebagai operator. PT Pertamina Hulu Energi Masela memiliki 20 persen, sedangkan Petronas Masela Sdn. Bhd memegang 15 persen sisanya. Lambatnya progres proyek ini telah menjadi sorotan selama lebih dari dua dekade.
Pada akhir 2024, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa dirinya dan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, mendapat perintah langsung dari Presiden untuk mengawal proyek ini. Mereka ditugaskan untuk menyelesaikan kendala yang dihadapi investor, terutama Inpex, agar proyek ini dapat segera berjalan.
Meskipun terdapat kendala yang cukup lama, upaya penyelesaian terus dilakukan mengingat potensi besar yang dimiliki proyek gas Blok Masela. Rosan menekankan pentingnya percepatan penyelesaian masalah, mengingat proyek ini telah berjalan selama lebih dari 20 tahun. "Tadi diperintahkan langsung baik ke saya maupun ke Pak Menko, untuk mengawal ini langsung, untuk bisa memastikan tantangan-tantangan yang ada itu bisa kita selesaikan dengan cepat, karena ini sudah terlalu lama, sudah 20 tahun," ujar Rosan.
Kesimpulannya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM serius dalam mengawasi dan mendorong percepatan produksi Blok Masela. Peringatan keras ini menekankan pentingnya kerjasama dan kepatuhan operator terhadap kontrak serta kepentingan nasional dalam pengembangan proyek strategis ini.