Pertamina Berdayakan Petani Tambak Aceh: Manfaatkan Limbah Jadi Pakan Udang
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut membantu petani tambak di Lhokseumawe membuat pakan udang mandiri dari limbah organik, menekan biaya dan meningkatkan produktivitas.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut membantu para petani tambak di Gampong Padang Sakti, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh, pada bulan Agustus 2023. Program ini diluncurkan karena tingginya biaya pakan komersial yang memberatkan petani tambak. Pertamina memberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengolah limbah organik menjadi pakan udang alternatif yang lebih murah dan efisien. Dengan memanfaatkan limbah pasar, program ini juga mendukung prinsip ekonomi sirkular dan keberlanjutan lingkungan.
Inovasi ini merupakan solusi atas tantangan yang dihadapi para petambak udang di Lhokseumawe. Biaya pakan komersial yang tinggi selama ini menjadi kendala utama dalam usaha budidaya udang mereka. Program pemberdayaan ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi para petani dan berkontribusi pada pengurangan limbah pasar.
IT Manager Lhokseumawe, Revi Mei Arisandi, menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Ia berharap inisiatif ini dapat menjadi model bagi kelompok petani tambak lainnya di Indonesia. Dengan demikian, manfaat program ini dapat dirasakan lebih luas dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Inovasi Pakan Udang Mandiri dari Limbah Organik
Program pemberdayaan petani tambak ini fokus pada pemanfaatan limbah pasar, seperti jeroan ikan dan ayam, serta ikan rucah, sebagai bahan baku utama pakan udang. Dengan inovasi ini, para petani tambak dapat mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang mahal. Pelatihan yang diberikan meliputi formulasi pakan alternatif, teknik pengolahan limbah, pencampuran, pembentukan pelet, pengeringan, penyimpanan, dan manajemen pemberian pakan yang efisien.
Para petani tambak dibekali pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif dalam pembuatan pakan mandiri. Pendampingan teknis diberikan secara intensif untuk memastikan keberhasilan program ini. Hasilnya, program ini mampu menekan biaya operasional hingga Rp3.682.000 per siklus budidaya, sekaligus meningkatkan produktivitas tambak.
"Dengan sinergi berbagai pihak, Pertamina Patra Niaga optimis bahwa program ini dapat menjadi salah satu upaya nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," kata Revi Mei Arisandi. Program ini juga direncanakan menjadi pusat studi budidaya udang di Lhokseumawe pada tahun 2028, berfungsi sebagai tempat pelatihan dan penelitian.
Dampak Positif dan Replikasi Program
Program ini telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi petani tambak di Gampong Padang Sakti. Salah satu petani, Muhrizal, mengungkapkan bahwa sebelumnya ia kesulitan melanjutkan usaha karena harga pakan komersial yang sangat mahal. Namun, berkat pelatihan dan pendampingan dari Pertamina, kelompoknya kini mampu membuat pakan sendiri dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
Tambak-tambak di Gampong Padang Sakti dikelola oleh 15 kelompok petani dengan 4 hingga 6 anggota per kelompok. Program ini telah membantu mereka meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha budidaya udang. Pertamina berharap program ini dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia untuk memberikan manfaat yang lebih luas.
Inovasi ini juga berkontribusi pada pengurangan limbah pasar hingga 2.250 ton per tahun. Hal ini menunjukkan komitmen Pertamina terhadap prinsip ekonomi sirkular dan keberlanjutan lingkungan. Dengan keberhasilan program ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi program-program pemberdayaan masyarakat lainnya di Indonesia.
Pertamina Patra Niaga optimis bahwa program ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, khususnya para petani tambak di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga kelestarian lingkungan.