Pasaman Barat Dorong Budi Daya Ikan Mandiri: Hemat Biaya Pakan hingga Rp4.000 per Kg
Pemkab Pasaman Barat mendorong budidaya ikan mandiri untuk menekan biaya produksi pakan, dengan potensi penghematan hingga Rp4.000 per kilogram.

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, gencar mendorong para pembudidaya ikan untuk membuat pakan sendiri. Langkah ini diambil untuk mengatasi tingginya harga pakan di pasaran dan menekan biaya produksi. Inisiatif ini dijalankan Dinas Perikanan Pasaman Barat melalui berbagai program penyuluhan dan pendampingan bagi kelompok pembudidaya ikan.
Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat, Zulfi Agus, mengungkapkan bahwa program pakan mandiri telah berhasil diimplementasikan di lima kelompok pembudidaya. "Melalui penyuluhan yang ada, kita mendorong pembudidaya membuat pakan mandiri. Saat ini sudah ada lima kelompok yang membuat pakan mandiri," ujar Zulfi Agus di Simpang Empat, Sumatera Barat, Kamis (20/2).
Program ini dinilai efektif menekan biaya operasional. Zulfi Agus menjelaskan, pakan mandiri yang dibuat dari bahan-bahan lokal seperti jagung, ampas tahu, kedelai, dan tepung ikan, jauh lebih murah dibandingkan pakan yang dijual di pasaran. Penghematan yang dihasilkan cukup signifikan, mencapai Rp4.000 per kilogram.
Pakan Mandiri: Solusi Hemat dan Berkelanjutan
Pembuatan pakan mandiri terbukti mampu memangkas biaya produksi hingga sepertiga. "Pakai pakan mandiri akan menghemat biaya sepertiga jika menggunakan pakan di kios. Kalau pakan mandiri 1 kilogram hanya modal Rp8 ribu, kalau pakan kios mencapai Rp12 ribu per kilogram," jelas Zulfi Agus. Meskipun saat ini produksi pakan mandiri masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan kelompok pembudidaya yang telah tergabung dalam program ini, potensi pengembangannya sangat besar.
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini. Penyuluhan intensif dilakukan secara langsung dan tidak langsung melalui 13 penyuluh perikanan yang tersebar di 11 kecamatan. Kelompok pembudidaya juga dilibatkan dalam grup WhatsApp untuk memudahkan komunikasi dan penyelesaian masalah bersama.
Melalui grup WhatsApp tersebut, berbagai permasalahan yang dihadapi pembudidaya, seperti masalah bibit, pakan, dan pemasaran, dapat dibahas dan dicarikan solusinya secara bersama-sama. Pemerintah daerah pun siap membantu mengatasi kendala tersebut, baik melalui anggaran yang tersedia maupun melalui pokok pikiran anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Dukungan Pemerintah untuk Pembudidaya dan Nelayan
Selain program pakan mandiri, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat juga memberikan berbagai dukungan lain kepada para pembudidaya ikan dan nelayan. Untuk mengatasi kendala pemasaran, Dinas Perikanan membantu menghubungkan pembudidaya dengan pedagang pengumpul.
Sementara itu, nelayan juga mendapatkan bantuan berupa akses terhadap bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Untuk kapal nelayan 10-30 gross tonnage (GT) rata-rata 5.000 sampai 6.000 liter per bulan memperoleh BBM subsidi dan kapal di bawah 10 GT memperoleh 1.000-2.000 liter," ungkap Zulfi Agus.
Dengan jumlah pembudidaya ikan mencapai 1.410 orang yang tergabung dalam 91 kelompok, program-program dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para pembudidaya ikan di Pasaman Barat. Keberhasilan program pakan mandiri menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan dukungan pemerintah dapat memberikan dampak positif bagi sektor perikanan.
Ke depan, pengembangan program pakan mandiri akan terus ditingkatkan. Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat berharap, program ini tidak hanya mampu menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ikan di daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya ikan dan berkontribusi pada perekonomian daerah.