Pertamina NRE Prioritaskan Geothermal untuk Dapatkan Pendanaan Danantara
Pertamina NRE memprioritaskan proyek geothermal untuk mendapatkan pendanaan dari BPI Danantara karena kemampuannya sebagai sumber energi baseload yang andal dan berkelanjutan.

Jakarta, 10 Maret 2024 - CEO Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE), John Anis, mengumumkan bahwa proyek geothermal atau energi panas bumi menjadi prioritas utama perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Hal ini disampaikan langsung oleh John Anis saat ditemui di Jakarta pada Senin lalu. Keputusan ini didasari oleh potensi geothermal sebagai sumber energi yang andal dan berkelanjutan.
John Anis menjelaskan alasan di balik prioritas ini. "Kenapa geothermal (yang menjadi prioritas)? Karena geothermal itu sudah jelas bisa menjadi baseload," ujarnya. Baseload mengacu pada kemampuan energi panas bumi untuk menyediakan pasokan listrik secara stabil dan konsisten sepanjang waktu, tidak seperti energi surya atau angin yang bergantung pada kondisi cuaca.
Keunggulan geothermal sebagai sumber baseload menjadi sorotan utama John Anis. Ia menekankan keandalan energi panas bumi sebagai solusi energi yang terjamin. "Dan kita sudah punya yang 3 gigawatt (energi panas bumi), artinya nggak usah mencari lagi. Tinggal dikeluarin," kata dia, menunjukkan kapasitas yang sudah dimiliki Pertamina NRE.
Proyeksi Pendanaan dan Sumber Lainnya
Meskipun demikian, John Anis menjelaskan bahwa Pertamina NRE saat ini masih mampu membiayai proyek-proyek transisi energinya sendiri, termasuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), tanpa bantuan pendanaan dari Danantara. Ia menambahkan bahwa pendanaan dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Namun, ia mengakui bahwa jika dibutuhkan pendanaan yang lebih besar, Pertamina NRE akan memanfaatkan Danantara. "Tapi kalau misalkan perlu pendanaan lebih besar, ya pastinya kami akan lari ke Danantara," ucapnya.
John Anis memperkirakan kebutuhan pendanaan Pertamina NRE secara keseluruhan pada tahun 2029-2030 mencapai sekitar 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp98,06 triliun (dengan kurs Rp16.343). Ia menekankan bahwa proyeksi ini bersifat dinamis dan dapat berubah.
Kemitraan Strategis untuk Transisi Energi
Pernyataan John Anis ini disampaikan seiring dengan peluncuran Danantara dan pidato Presiden Prabowo Subianto. Presiden berharap Danantara dapat memfasilitasi kemitraan strategis antara BUMN, swasta, dan UMKM dalam proyek infrastruktur, energi terbarukan, dan pendidikan. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Pertamina NRE, sebagai perusahaan energi terkemuka di Indonesia, mengambil peran aktif dalam mendukung transisi energi melalui pengembangan energi terbarukan, termasuk geothermal. Dengan memprioritaskan proyek geothermal dan mencari pendanaan dari Danantara, Pertamina NRE menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi pada ketahanan energi nasional dan target bauran energi terbarukan.
Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan energi geothermal di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target energi bersih. Pengembangan energi geothermal yang berkelanjutan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.