Pokdarwis Citepus Sayangkan Hoaks Kekecewaan Wisatawan di Medsos
Pokdarwis Pantai Citepus, Sukabumi, menyayangkan unggahan video wisatawan yang berisi kekecewaan terhadap pelayanan di pantai tersebut, yang setelah ditelusuri ternyata tidak sepenuhnya akurat dan dinilai sebagai hoaks.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pantai Citepus, Sukabumi, Jawa Barat, mengungkap kekecewaan mereka terhadap sebuah video viral yang diunggah di media sosial. Video tersebut menampilkan seorang wisatawan yang mengaku kecewa dengan pelayanan di objek wisata tersebut. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 30 Januari 2024, dan langsung menjadi perbincangan hangat di dunia maya.
Menurut Humas Pokdarwis RTH Pantai Citepus, Rahmat, video tersebut dinilai sebagai bentuk 'kebohongan publik'. Rahmat menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelusuran dan konfirmasi langsung kepada pemilik warung yang dituduh, ternyata peristiwa yang digambarkan dalam video tidak sepenuhnya akurat. Bahkan, saat kejadian, kondisi Pantai Citepus masih tergolong sepi pengunjung.
Rahmat menambahkan bahwa Pantai Citepus baru ramai pengunjung sekitar pukul 12.30 WIB pada hari tersebut. Meskipun demikian, pihak Pokdarwis tetap menyampaikan permohonan maaf jika memang terdapat kekurangan dalam pelayanan. Mereka menekankan pentingnya kejujuran dan penyampaian informasi yang bertanggung jawab di media sosial.
Meskipun begitu, Pokdarwis Citepus tetap meminta agar wisatawan memberikan bukti-bukti yang kuat dan detail jika ingin menyampaikan keluhan atau kritik. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat dan berpotensi merugikan pihak-pihak terkait. Pokdarwis berkomitmen untuk memberikan pelayanan maksimal dan menciptakan suasana nyaman bagi para wisatawan.
Video yang diunggah oleh akun Nazarudin Ham Balank di Facebook tersebut telah dibanjiri ratusan komentar dan dibagikan puluhan kali, serta ditonton ribuan kali. Video tersebut memperlihatkan suasana Pantai Citepus, tepatnya di depan Balai Desa Citepus. Dalam video tersebut, Nazarudin Ham Balank menuliskan keterangan yang menyatakan adanya pedagang yang meminta bayaran Rp30.000 per jam hanya untuk sekedar duduk.
Nazarudin juga menyebutkan bahwa saat itu keluarganya belum datang, dan pedagang tersebut mengeluh karena sepi pengunjung. Namun, pihak Pokdarwis membantah klaim tersebut. Mereka menegaskan bahwa situasi yang digambarkan dalam video berbeda dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Pokdarwis berharap agar ke depannya, wisatawan dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menyampaikan informasi yang akurat.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya verifikasi informasi sebelum diunggah ke media sosial. Informasi yang tidak akurat dan bersifat opini tanpa bukti dapat berdampak negatif bagi citra suatu destinasi wisata dan merugikan pihak-pihak terkait. Pokdarwis Pantai Citepus berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, baik wisatawan maupun pengelola wisata.