Polisi Awasi Penurunan Atribut Ormas di Makasar, Jakarta Timur
Kepolisian Jakarta Timur mengawasi penurunan atribut ormas secara mandiri di empat posko di Kecamatan Makasar sebagai bagian dari Operasi Brantas Jaya 2025 untuk menciptakan ruang publik yang aman dan tertib.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Polisi mengawasi penurunan atribut organisasi kemasyarakatan (ormas) secara mandiri di empat posko ormas di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur pada Jumat, 16 Mei 2023. Kegiatan ini merupakan bagian dari Operasi Brantas Jaya 2025 yang bertujuan menciptakan ruang publik yang bersih dari simbol-simbol yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan menegaskan netralitas negara. Pengawasan dilakukan untuk memastikan proses penurunan atribut berjalan lancar dan aman, serta mencegah potensi konflik.
Pengawasan langsung dilakukan oleh Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly. Ia memastikan bahwa penurunan atribut ormas dilakukan secara mandiri oleh masing-masing ormas, dibantu oleh PPSU Kelurahan Cipinang Melayu Makasar. Hal ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah.
Kegiatan ini penting karena atribut ormas yang berlebihan di ruang publik dapat menimbulkan kesan penguasaan wilayah dan berpotensi mengintimidasi warga. Dengan membersihkan atribut-atribut tersebut, diharapkan tercipta suasana yang aman, tertib, dan inklusif bagi seluruh warga Jakarta Timur. Langkah ini juga sejalan dengan upaya menciptakan netralitas negara terhadap semua kelompok.
Pengawasan Mandiri Penurunan Atribut Ormas
Pengawasan terhadap penurunan atribut ormas di Makasar melibatkan empat posko ormas. Keempat posko tersebut adalah DPD Satria Banten di Jalan Pinang Ranti, Forum Betawi Rempug (FBR) di Jalan Permata, Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB Jaya) di Jalan Cipinang Asem, dan FBR Gardu 109 di Jalan Jatiwaringin Raya. Semua posko telah dibersihkan, dicat, dan atribut ormasnya diturunkan secara mandiri pada pukul 10.00-15.00 WIB.
Selain keempat posko tersebut, pembersihan juga dilakukan terhadap atribut Forum Komunikasi Anak Betawi (FORKABI). Sebanyak sembilan lembar bendera dan spanduk FORKABI diturunkan, rinciannya tiga bendera di Jalan Pinang Ranti 1, tiga spanduk di lokasi yang sama, dan tiga bendera di Jalan Raya Kalimalang. Proses penurunan atribut ini dilakukan secara mandiri oleh ormas masing-masing dengan pengawasan dari pihak kepolisian.
Proses pembersihan dan pengecatan posko dibantu oleh PPSU Kelurahan Cipinang Melayu Makasar. Kerjasama antara pihak kepolisian, ormas, dan pemerintah daerah ini menunjukkan sinergi positif dalam menjaga ketertiban dan keamanan wilayah. Hal ini juga menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi seluruh warga.
Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly menegaskan bahwa operasi serupa akan terus dilakukan secara rutin. Hal ini bertujuan untuk memastikan suasana aman, tertib, dan harmonis di tengah masyarakat tetap terjaga. Komitmen ini menunjukkan keseriusan kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Jakarta Timur.
Operasi Brantas Jaya 2025 dan Netralitas Negara
Kegiatan pengawasan penurunan atribut ormas di Makasar merupakan bagian dari Operasi Brantas Jaya 2025. Operasi ini bertujuan untuk menciptakan ruang publik yang bersih dari simbol-simbol yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan. Dengan demikian, kegiatan ini sejalan dengan upaya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh warga.
Penertiban dilakukan secara tegas namun tetap mengedepankan cara-cara humanis. Hal ini menunjukkan komitmen kepolisian dalam menegakkan hukum tanpa mengesampingkan aspek kemanusiaan. Proses penertiban yang humanis ini juga penting untuk menjaga hubungan baik antara kepolisian dan masyarakat.
Penertiban atribut ormas juga merupakan bentuk netralitas negara terhadap semua kelompok. Dengan memastikan tidak ada simbol ormas yang mendominasi ruang publik, diharapkan tercipta kesetaraan dan keadilan bagi semua warga. Netralitas negara ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami berkomitmen menciptakan Jakarta Timur yang tertib, aman dan inklusif bagi seluruh warga. Tidak boleh ada simbol ormas yang mengintimidasi atau menciptakan kesan penguasaan wilayah," jelas Nicolas. Pernyataan ini menegaskan komitmen kepolisian dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh warga Jakarta Timur, tanpa memandang latar belakang atau afiliasi kelompok.
Dengan pengawasan yang ketat dan penertiban yang humanis, diharapkan kegiatan ini dapat menciptakan ruang publik yang lebih aman, tertib, dan inklusif bagi seluruh warga Jakarta Timur. Komitmen untuk melakukan operasi serupa secara rutin menunjukkan keseriusan pihak kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.