Polresta Yogyakarta Tunggu Laporan Terkait Keributan Demo Malioboro
Polresta Yogyakarta belum menerima laporan resmi terkait keributan dalam aksi unjuk rasa PKL Malioboro pada 7 Februari 2024, meskipun ada klaim adanya pemukulan; Polisi memastikan situasi Malioboro kondusif.
![Polresta Yogyakarta Tunggu Laporan Terkait Keributan Demo Malioboro](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/150040.348-polresta-yogyakarta-tunggu-laporan-terkait-keributan-demo-malioboro-1.jpg)
Yogyakarta, 8 Februari 2024 - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Yogyakarta masih menunggu laporan resmi mengenai dugaan keributan dan kekerasan yang terjadi selama demonstrasi di kawasan Malioboro pada 7 Februari 2024. Meskipun beberapa pihak mengaku menjadi korban pemukulan, hingga kini belum ada laporan resmi yang diterima kepolisian.
Kronologi Demo dan Dugaan Keributan
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, menyatakan, "Kalau memang ada yang merasa dipukul, bisa membuat laporan ke Polresta, dan kami akan memprosesnya. Sampai pagi ini, kami belum menerima laporan resmi."
Aksi unjuk rasa yang menuntut transparansi relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro dimulai pukul 14.00 WIB di depan Gedung DPRD DIY. Setelah menunggu berjam-jam tanpa bertemu anggota dewan, para demonstran, yang terdiri dari PKL, mahasiswa, dan LBH Yogyakarta, turun ke jalan dan menutup akses lalu lintas di Malioboro.
Penutupan jalan ini memicu reaksi dari pelaku usaha lain, seperti tukang becak, juru parkir, dan pedagang lainnya yang merasa terganggu aktivitasnya. "Akhirnya terjadi sedikit keributan di antara mereka. Namun, sampai saat ini belum ada laporan resmi terkait pemukulan atau kejadian lainnya," tambah Kapolresta.
Situasi Malioboro dan Imbauan Kepolisian
Para PKL sempat dievakuasi ke Kantor DPRD DIY. Polisi telah melakukan pengecekan ke Tim Dokkes Polresta Yogyakarta, tetapi belum ada laporan korban pemukulan. Kapolresta menegaskan, "Kami menunggu laporan dari siapa pun yang merasa dirugikan atau mengalami dugaan penganiayaan atau pemukulan."
Meskipun situasi sempat memanas, Polresta Yogyakarta berhasil mengendalikan situasi dan mencegah bentrokan besar. Kondisi di Malioboro saat ini kondusif, dan aktivitas perdagangan serta wisata berjalan normal. "Kami jamin situasi di Malioboro tetap kondusif. Wisatawan dapat berwisata atau berbelanja dengan aman. Kami juga tetap siaga dengan personel, bersama Satpol PP dan instansi terkait lainnya untuk pengamanan Malioboro," jelas Aditya.
Polresta Yogyakarta berharap aksi unjuk rasa di masa mendatang mempertimbangkan kepentingan umum dan tidak mengganggu masyarakat lain. "Harus ada rasa tepo seliro (saling menghormati) dan tenggang rasa, karena ada kepentingan masyarakat lain yang mungkin terganggu," tutup Aditya.
Kesimpulan
Kejadian di Malioboro menyoroti pentingnya jalur komunikasi yang efektif antara demonstran, pemerintah daerah, dan aparat keamanan. Meskipun belum ada laporan resmi kekerasan, kejadian ini tetap menjadi perhatian dan menunjukkan perlunya dialog untuk menyelesaikan konflik secara damai dan menghindari potensi eskalasi.