Polri Ringkus 9 Tersangka Sindikat Judi Online 1XBET, Raup Keuntungan Ratusan Miliar Rupiah
Bareskrim Polri berhasil menangkap sembilan tersangka sindikat judi online 1XBET yang telah meraup keuntungan ratusan miliar rupiah dalam setahun terakhir.

Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri berhasil mengungkap dan menangkap sembilan tersangka sindikat judi online internasional 1XBET. Penangkapan ini merupakan hasil dari dua operasi berbeda yang dilakukan di beberapa wilayah Indonesia. Sembilan tersangka tersebut memiliki peran berbeda-beda dalam menjalankan operasi judi online internasional ini, mulai dari agen hingga admin keuangan. Modus operandi yang digunakan sindikat ini cukup canggih, melibatkan perputaran uang dalam jumlah besar dan memanfaatkan rekening orang lain untuk menyamarkan keuntungan yang diperoleh.
Penangkapan pertama pada 14 November 2024 di Depok, Cianjur, dan Tangerang Selatan berhasil mengamankan lima tersangka. Mereka adalah AW (31) sebagai agen, RNH (34) sebagai supervisor operator, RW (32) sebagai admin keuangan, MYT (31) sebagai operator, dan RI (40) sebagai anggota platinum. Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, menyatakan bahwa perputaran uang yang sangat besar menjadi perhatian utama dalam kasus ini. Seorang anggota platinum saja, menurutnya, dapat memainkan judi hingga Rp5-6 miliar per bulan.
Barang bukti yang disita dalam operasi pertama meliputi 80 kartu ATM, satu token, 17 buku tabungan, 12 ponsel, satu set komputer, dan satu laptop. Kasus ini telah diserahkan ke Kejaksaan, sementara penyidik masih terus mengembangkan penyelidikan. Dari pengembangan tersebut, terungkap jaringan 1XBET lainnya di Riau dan Kepulauan Riau, yang menghasilkan penangkapan empat tersangka lagi.
Pengungkapan Jaringan 1XBET di Riau dan Kepulauan Riau
Operasi kedua di Batam dan Pekanbaru berhasil menangkap empat tersangka: AT (35) sebagai agen, DHK (37) sebagai supervisor operator, FR (31) sebagai operator, dan WY (30) sebagai admin keuangan. Barang bukti yang disita kali ini lebih banyak, termasuk 19 ponsel, 34 buku tabungan, delapan tas mewah, beberapa kendaraan bermotor, dan uang tunai senilai lebih dari Rp10 miliar dalam berbagai mata uang, termasuk dolar Singapura dan rupiah.
Modus operandi sindikat ini melibatkan server di Eropa dengan domain https://1xbetindo.com. Para tersangka berkoordinasi dengan agen 1XBET di negara lain seperti China, Filipina, Kamboja, Vietnam, dan Thailand melalui aplikasi Telegram, Skype, dan WhatsApp untuk bertukar informasi perbankan dan pengawasan hukum. Mereka juga menggunakan rekening orang lain untuk menampung dana hasil kejahatan dan mengonversi mata uang melalui money changer.
Dalam kurun waktu satu tahun, sindikat ini diperkirakan meraup keuntungan ratusan miliar rupiah. Keuntungan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para tersangka. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 303 KUHP, Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (2) UU ITE, Pasal 55 KUHP, dan Pasal 3, 4, dan 5 UU TPPU.
Detail Barang Bukti dan Modus Operandi
- Penangkapan Pertama: 80 kartu ATM, 1 token, 17 buku tabungan, 12 ponsel, 1 komputer, 1 laptop
- Penangkapan Kedua: 19 ponsel, 34 buku tabungan, 8 tas mewah, beberapa kendaraan bermotor, uang tunai lebih dari Rp10 miliar (berbagai mata uang)
Modus operandi yang digunakan sangat sistematis dan terorganisir, menunjukkan adanya jaringan internasional yang kuat. Penggunaan rekening orang lain dan konversi mata uang asing bertujuan untuk menyamarkan jejak keuangan mereka. Kasus ini menjadi bukti nyata bahaya judi online dan pentingnya penegakan hukum yang tegas untuk memberantasnya.
Penangkapan ini menjadi bukti komitmen Polri dalam memberantas kejahatan transnasional, khususnya kejahatan siber yang semakin berkembang. Kerjasama internasional juga diperlukan untuk membongkar jaringan sindikat judi online ini secara menyeluruh dan mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang. Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk menghindari segala bentuk perjudian online dan melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan.