Pengusaha Habiskan Miliaran Rupiah untuk Judi Online 1XBET, Sembilan Tersangka Ditangkap Polri
Polri menangkap sembilan tersangka sindikat judi online 1XBET; seorang pengusaha, RI, menghabiskan miliaran rupiah per bulan untuk judi daring tersebut.

Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah mengungkap kasus sindikat judi daring 1XBET, menangkap sembilan tersangka dan mengungkap fakta mengejutkan terkait kebiasaan salah satu tersangka. Kasus ini melibatkan kerugian miliaran rupiah dan modus operandi yang kompleks. Penangkapan dilakukan dalam dua tahap di beberapa wilayah Indonesia, antara lain Jawa Barat, Banten, Kepulauan Riau, dan Riau.
Salah satu tersangka, seorang pengusaha berinisial RI, terungkap menghabiskan miliaran rupiah setiap bulannya untuk bermain judi online di situs 1XBET. Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, mengungkapkan bahwa RI merupakan anggota platinum 1XBET dan melakukan deposit dengan nominal yang terus meningkat setiap kali bermain. Polri kini tengah menganalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya pemain lain dengan pola serupa.
Penangkapan sembilan tersangka ini merupakan hasil dari dua operasi berbeda. Lima tersangka pertama ditangkap pada 14 November 2024 di Depok, Cianjur, dan Tangerang Selatan. Mereka terdiri dari agen, supervisor operator, admin keuangan, dan operator situs 1XBET. Empat tersangka lainnya ditangkap pada 11 Februari 2025 di Batam dan Pekanbaru, dengan peran yang serupa dalam sindikat tersebut.
Modus Operandi dan Peran Tersangka
Para tersangka menjalankan sindikat judi online 1XBET dengan modus mendaftarkan diri sebagai agen di Indonesia. Situs 1XBET yang berbasis di Eropa, menggunakan domain https://1xbetindo.com untuk beroperasi di Indonesia. Mereka menggunakan rekening orang lain untuk menampung dana, melakukan deposit, dan pembayaran, menyamarkan keuntungan dengan mengonversi mata uang asing melalui money changer.
Peran masing-masing tersangka terbagi dengan jelas, mulai dari agen yang merekrut pemain, supervisor operator yang mengawasi jalannya permainan, admin keuangan yang mengelola transaksi, hingga operator yang langsung melayani pemain. Sistem ini menunjukkan struktur organisasi yang terorganisir dan terstruktur dengan baik.
Keberhasilan Polri mengungkap kasus ini menunjukkan komitmen dalam memberantas kejahatan judi online. Penyelidikan mendalam terhadap transaksi keuangan para tersangka akan menjadi kunci untuk mengungkap jaringan lebih luas dan menangkap pelaku lainnya.
Analisis Keuntungan dan Tindakan Hukum
Dalam kurun waktu satu tahun, sindikat ini diperkirakan meraup keuntungan hingga ratusan miliar rupiah. Keuntungan tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi para pelaku. Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 303 KUHP, Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (2) UU ITE, Pasal 55 KUHP, dan beberapa pasal dalam UU TPPU.
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dan kompleksitas modus operandi yang digunakan para pelaku menunjukkan betapa seriusnya ancaman judi online terhadap perekonomian dan masyarakat. Polri akan terus melakukan penyelidikan dan pengembangan kasus ini untuk memastikan semua pelaku diproses sesuai hukum.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terhadap situs judi online internasional yang beroperasi di Indonesia. Pencegahan dan penindakan tegas perlu terus dilakukan untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif judi online.
Kesimpulannya, pengungkapan kasus judi online 1XBET ini menjadi bukti keseriusan Polri dalam memberantas kejahatan tersebut. Dengan terungkapnya peran masing-masing tersangka, modus operandi, dan besaran kerugian, diharapkan kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat dan menjadi langkah awal untuk menekan angka kejahatan judi online di Indonesia.