Prabowo-Albanese Sepakati Kerja Sama Ekonomi Hijau dan Evaluasi CEPA
Pertemuan Prabowo Subianto dan Anthony Albanese menghasilkan kesepakatan penting di sektor ekonomi, pertahanan, dan energi hijau, termasuk evaluasi CEPA dan kerja sama pengembangan kendaraan listrik.

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis, 11 Mei 2024. Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan penting di berbagai sektor, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pertemuan ini membahas kerjasama ekonomi, pertahanan, dan energi hijau, menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana kesepakatan ini tercapai.
Airlangga menjelaskan bahwa Prabowo menginginkan penguatan kerja sama ekonomi, pertahanan, dan energi hijau antara Indonesia dan Australia. Selain itu, Prabowo juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama antara ASEAN dan Australia. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral dan regionalnya dengan Australia.
Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Australia di berbagai bidang. Kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kerja Sama Ekonomi: Evaluasi CEPA dan Mineral Kritis
Salah satu poin penting dalam pertemuan tersebut adalah evaluasi terhadap Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Australia yang telah berjalan selama lima tahun. Pemerintah Indonesia berencana untuk memasukkan hal-hal strategis dalam perjanjian yang diperbarui, terutama terkait komoditas mineral kritis.
Airlangga menyatakan bahwa targetnya adalah memasukkan mineral kritis ke dalam CEPA yang baru. Langkah ini sangat penting mengingat potensi besar Indonesia dalam sektor mineral dan kebutuhan global akan mineral kritis untuk mendukung transisi energi hijau. Evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi bagi kedua negara.
Sejak perjanjian CEPA ditandatangani lima tahun lalu, investasi di Indonesia meningkat hampir 100 persen. Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan lebih lanjut dalam total perdagangan dengan Australia melalui kesepakatan CEPA yang diperbarui. Hal ini menunjukkan optimisme pemerintah terhadap potensi kerja sama ekonomi yang lebih besar di masa depan.
Pengembangan Kendaraan Listrik dan Energi Bersih
Pertemuan tersebut juga membahas pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Prabowo menyampaikan terima kasih kepada PM Albanese atas dukungan Australia dalam pengembangan ekosistem EV di Indonesia. Indonesia telah mengimpor 80 ribu ton litium dari Australia yang diproses di Kawasan Industri Morowali.
Indonesia dan Australia melihat peluang besar untuk pengembangan energi bersih dan teknologi hijau. Kerja sama di sektor ini sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi terbarukan. Keterlibatan Australia dalam pengembangan ekosistem EV di Indonesia menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung transisi energi hijau.
Kerja sama ini bukan hanya sekedar impor bahan baku, tetapi juga pengembangan teknologi dan inovasi di bidang energi terbarukan. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian kedua negara.
Dukungan Aksesi Indonesia ke CPTPP dan OECD
Australia juga menyatakan dukungannya terhadap aksesi Indonesia ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans Pacific Partnership (CPTTP) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Australia saat ini memimpin CPTPP dan dukungannya sangat penting bagi Indonesia.
Dukungan Australia untuk aksesi Indonesia ke CPTPP dan OECD akan membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan akses pasar dan menarik investasi asing. Keikutsertaan dalam organisasi internasional ini juga akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Keikutsertaan Indonesia dalam kedua organisasi tersebut akan memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Hal ini akan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Kerja Sama Pertahanan, Pertanian, dan UMKM
Pertemuan Prabowo-Albanese juga membahas kerja sama di bidang pertahanan. Kedua pemimpin negara juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di sektor pertanian dan UMKM. Prabowo menyatakan kesiapan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas petani dan memastikan produk pertanian memenuhi standar internasional.
Kerja sama di sektor pertanian dan UMKM akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Peningkatan kapasitas petani dan pemenuhan standar internasional akan meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar global, termasuk pasar Australia.
Penguatan UMKM juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Kerja sama ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor pertanian dan UMKM.
Secara keseluruhan, pertemuan Prabowo-Albanese menghasilkan kesepakatan yang komprehensif dan strategis di berbagai sektor. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Australia dan memberikan manfaat bagi kedua negara.