Prabowo Percepat Modernisasi Alutsista TNI AU: Rafale, Airbus A400M, dan Anka Siap Hadang Ancaman
Presiden Prabowo Subianto berperan besar dalam modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU, ditandai kedatangan Rafale, Airbus A400M, dan drone Anka untuk menghadapi ancaman modern.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki peran signifikan dalam memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AU. Pernyataan ini disampaikannya dalam upacara peringatan HUT ke-79 TNI AU di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (9/4).
Tonny menyampaikan rasa syukur atas perhatian besar Presiden Prabowo terhadap modernisasi alutsista TNI AU. Hal ini terbukti dari banyaknya alutsista modern yang akan segera diterima TNI AU. Modernisasi ini dinilai krusial untuk menghadapi berbagai ancaman, termasuk serangan siber dan pesawat tanpa awak yang semakin canggih.
Ancaman siber, menurut Tonny, merupakan bagian dari peperangan non-fisik yang berpotensi membahayakan keamanan data nasional. Oleh karena itu, kesiapan TNI AU di semua bidang menjadi sangat penting untuk menjaga kedaulatan negara. Dukungan Presiden Prabowo diharapkan dapat memperkuat TNI AU dalam menghadapi tantangan tersebut.
Modernisasi Alutsista TNI AU: Memperkuat Pertahanan Udara dan Siber
Beberapa alutsista baru telah dan akan segera bergabung dengan TNI AU. Salah satu yang paling dinantikan adalah enam pesawat tempur Rafale dari Perancis, yang dijadwalkan tiba pada pertengahan tahun ini. Saat ini, pelatihan intensif bagi para teknisi dan pilot tengah berlangsung untuk memastikan kesiapan operasional pesawat tersebut.
Selain Rafale, TNI AU juga akan menerima pesawat angkut berat Airbus A400M pada November 2025. Pengadaan ini akan meningkatkan kemampuan logistik dan mobilitas TNI AU. Untuk memperkuat pertahanan udara, drone Anka buatan Turki akan menggantikan drone CH4 buatan China yang saat ini bertugas di wilayah perbatasan Laut China Selatan.
Tidak hanya di bidang udara, modernisasi juga menyentuh sektor pertahanan siber. TNI AU telah mendirikan Skuadron Pendidikan (Skadik) 506 di Bogor untuk melatih prajurit dalam menghadapi ancaman siber. Hal ini menunjukkan komitmen TNI AU untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman, baik fisik maupun non-fisik.
Antisipasi Ancaman Modern: Siber dan Pesawat Tanpa Awak
Marsekal Tonny menekankan pentingnya antisipasi terhadap serangan siber dan pesawat tanpa awak. Ia menyebut serangan siber sebagai ancaman nyata yang dapat mengganggu keamanan data nasional. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan pertahanan siber menjadi prioritas utama dalam modernisasi alutsista TNI AU.
Kehadiran drone Anka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengawasan dan pertahanan udara, khususnya di wilayah perbatasan. Dengan kemampuan yang lebih canggih dibandingkan pendahulunya, drone ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kedaulatan negara.
Modernisasi alutsista tidak hanya sekedar pengadaan peralatan baru, tetapi juga peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan intensif bagi para teknisi dan pilot Rafale, serta pembentukan Skadik 506 untuk pertahanan siber, merupakan bukti komitmen TNI AU dalam meningkatkan profesionalisme anggotanya.
Dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo, TNI AU optimis dapat menghadapi berbagai ancaman yang semakin kompleks di masa mendatang. Modernisasi alutsista yang terencana dan terintegrasi akan menjadi kunci dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.