TNI AU Revisi Doktrin Swa Bhuwana Paksa: Adaptasi Teknologi Modern
Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengumumkan revisi doktrin Swa Bhuwana Paksa untuk mengakomodasi teknologi baru seperti pesawat Rafale dan drone, serta prajurit siber.
Jakarta, 2 Maret 2024 - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, mengumumkan rencana perubahan besar pada doktrin TNI AU, yaitu Swa Bhuwana Paksa. Pengumuman ini disampaikan usai rapat pimpinan TNI AU di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur. Perubahan ini menandai langkah penting TNI AU dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi militer terkini.
KSAU menjelaskan bahwa revisi doktrin Swa Bhuwana Paksa bertujuan menyederhanakan dan memperbarui pedoman operasi TNI AU. Langkah ini penting untuk mengakomodasi kapabilitas alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbaru, termasuk kedatangan enam unit pesawat tempur Rafale dari Prancis pada tahun 2026. Bukan hanya pesawat tempur, perubahan doktrin ini juga memperhitungkan penggunaan pesawat nirawak (drone), pengembangan kemampuan prajurit siber, dan pemanfaatan radar dengan teknologi canggih.
Proses revisi doktrin ini diharapkan rampung pada tahun 2024. Setelah doktrin utama direvisi, TNI AU akan mengembangkan doktrin turunan dan petunjuk referensi (jukref) untuk menjabarkan implementasi di lapangan. Meskipun doktrin berubah, KSAU memastikan bahwa latihan rutin Angkasa Yudha—termasuk latihan posko, manuver lapangan, dan demonstrasi kekuatan tempur—tidak akan mengalami perubahan mendasar. Hanya teknis pelaksanaannya yang akan disesuaikan dengan kemampuan alutsista terbaru.
Perubahan doktrin ini sejalan dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto pada 31 Januari 2024. Panglima TNI menekankan pentingnya adaptasi taktik dan strategi peperangan, kemampuan sumber daya manusia (SDM), dan teknologi untuk mengikuti perkembangan zaman. Revisi doktrin ini menunjukkan komitmen TNI AU untuk menjaga kesiapsiagaan dan efektivitas operasional di tengah kemajuan teknologi pertahanan global.
Dengan adanya revisi ini, TNI AU siap menghadapi tantangan keamanan masa depan dengan doktrin yang lebih relevan dan efektif. Integrasi teknologi modern seperti pesawat Rafale dan drone, serta pengembangan kemampuan siber, akan memperkuat kemampuan TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia. Perubahan ini menunjukkan komitmen TNI AU untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang dinamis.
Revisi doktrin Swa Bhuwana Paksa menjadi bukti nyata komitmen TNI AU untuk modernisasi alutsista dan peningkatan kemampuan personel. Proses ini menjamin TNI AU tetap mampu menghadapi berbagai ancaman dan tantangan di masa mendatang dengan strategi dan taktik yang selalu diperbarui.
Secara keseluruhan, revisi doktrin ini merupakan langkah strategis untuk memastikan TNI AU tetap tangguh dan siap menghadapi tantangan di era modern. Integrasi teknologi canggih dan adaptasi terhadap perkembangan strategi peperangan global menjadi kunci utama dalam mempertahankan kedaulatan udara Indonesia.