TNI AD Perbarui Doktrin Perang: Adaptasi Era Modern
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak umumkan pembaruan doktrin perang TNI AD untuk menghadapi kemajuan teknologi dan tantangan zaman, meliputi modernisasi alutsista dan peningkatan pendidikan militer.
Jakarta, 3 Februari 2024 – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, mengumumkan rencana besar untuk memperbarui doktrin perang TNI AD. Pembaruan ini bertujuan agar TNI AD tetap relevan dan siap menghadapi perkembangan teknologi serta tantangan pertahanan modern di era saat ini. Pengumuman tersebut disampaikan seusai rapat pimpinan (rapim) TNI di Balai Kartini, Jakarta Selatan.
Langkah ini merupakan tindak lanjut perintah Panglima TNI dalam rapat pimpinan TNI beberapa waktu lalu. Menurut KSAD, doktrin perang yang sudah ada perlu disesuaikan dengan kemampuan pengadaan alutsista TNI AD dan tantangan terkini. "Doktrin itu memang harus update. Jadi kita akan kerjakan terus dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan, dengan kemampuan kita pengadaannya, khusus di Angkatan Darat," tegas Maruli.
Modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) menjadi salah satu kunci pembaruan doktrin. TNI AD berkomitmen untuk menghadirkan alutsista yang lebih canggih guna menunjang tugas infanteri. Meskipun demikian, jenis alutsista spesifik yang akan diadopsi belum diungkap.
Namun, pembaruan tak hanya berhenti pada modernisasi alutsista. KSAD juga menekankan pentingnya perubahan pada sistem pendidikan dan latihan internal TNI AD. "Kami sudah menyampaikan kepada yang mengurus tentang doktrin dan latihan, supaya mengulas kembali mulai dari sekolah-sekolah, bahkan dari calon tamtama (catam), calon bintara (caba), calon perwira (capa), Akademi Militer, Selapa, Seskoad, semua kita akan ulas. Kita akan diskusikan mana yang bisa lebih baik," jelas Maruli.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto sebelumnya telah menyoroti doktrin perang TNI yang dianggap sudah usang. Dalam rapat pimpinan di Mabes TNI Cilangkap pada 31 Januari 2024, beliau menekankan perlunya perubahan untuk menyesuaikan taktik peperangan, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi dengan perkembangan zaman.
Panglima mencontohkan perubahan signifikan dalam medan perang. "Misalnya, kalau dulu kan perang itu masih tradisional, sekarang kan menggunakan drone (pesawat nirawak) yang kami Kamikaze pakai AI, membunuh orang itu tinggal pakai saja drone untuk mengejar seseorang," ujar Panglima TNI.
Pembaruan doktrin ini akan diterapkan di seluruh matra TNI, yaitu Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). Selain peningkatan teknologi alutsista, reformasi doktrin juga mencakup perekrutan ahli siber sipil untuk memperkuat satuan siber TNI. Hal ini penting untuk menghadapi ancaman siber dari negara asing.
Dengan doktrin perang yang lebih modern dan adaptif, TNI optimis dapat menghadapi ancaman-ancaman keamanan yang semakin kompleks di masa depan. Penguatan kemampuan siber dan modernisasi alutsista menjadi bagian vital dari strategi pertahanan negara yang lebih kuat dan tangguh.