KSAL Ikuti Arahan Panglima TNI: Perubahan Doktrin TNI AL Hadapi Era Perang Modern
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan akan mengubah doktrin TNI AL sesuai arahan Panglima TNI, meliputi aspek intelijen strategis, peperangan modern, dan teknologi nirawak, untuk menghadapi perkembangan teknologi dan.
![KSAL Ikuti Arahan Panglima TNI: Perubahan Doktrin TNI AL Hadapi Era Perang Modern](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230312.481-ksal-ikuti-arahan-panglima-tni-perubahan-doktrin-tni-al-hadapi-era-perang-modern-1.jpg)
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Muhammad Ali, menyatakan kesiapannya untuk mengubah doktrin TNI Angkatan Laut (AL) sesuai arahan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto. Perubahan besar ini, diumumkan dalam konferensi pers di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (2/2), akan mencakup berbagai aspek krusial, mulai dari strategi intelijen hingga taktik peperangan modern.
Perubahan Doktrin Intelijen dan Peperangan
KSAL Ali menjelaskan bahwa perubahan doktrin akan berfokus pada peningkatan kemampuan intelijen strategis. Semua perwira tinggi (Pati) TNI AL akan mengikuti pendidikan intelijen strategis atau Intelstrat. Hal ini menunjukkan komitmen TNI AL untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan dan analisis informasi dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks.
Tidak hanya itu, perubahan doktrin peperangan juga akan menjadi fokus utama. KSAL menekankan perlunya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan lingkungan strategis terkini. Konflik-konflik modern seperti di Ukraina, Timur Tengah, dan Laut Merah menjadi rujukan penting dalam merumuskan strategi baru. "Kami mendapatkan pelajaran apa kira-kira yang harus dibangun dari pelajaran perang tersebut," ujar KSAL Ali.
Salah satu pelajaran penting dari konflik-konflik tersebut adalah pentingnya sistem teknologi nirawak atau unmanned system. TNI AL akan mempelajari dan mengintegrasikan teknologi ini ke dalam doktrin peperangannya. Perkembangan teknologi nirawak ini telah mengubah lanskap peperangan modern, dan TNI AL perlu beradaptasi untuk tetap kompetitif.
Menghadapi Tantangan Peperangan Siber
Selain sistem nirawak, aspek peperangan siber juga akan menjadi bagian penting dari perubahan doktrin TNI AL. Dalam era digital saat ini, serangan siber dapat menjadi ancaman serius bagi keamanan nasional. Oleh karena itu, TNI AL perlu memperkuat kemampuannya dalam menghadapi ancaman siber dan melindungi aset-aset strategisnya.
Perubahan doktrin ini sejalan dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto pada Rapim TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1). Panglima TNI menekankan pentingnya adaptasi taktik peperangan, kemampuan SDM TNI, dan teknologi yang dimiliki agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Perubahan doktrin ini merupakan langkah strategis untuk memastikan TNI AL siap menghadapi tantangan keamanan maritim di masa depan.
Modernisasi dan Adaptasi
Perubahan doktrin TNI AL ini bukan hanya sekadar perubahan di atas kertas, tetapi juga memerlukan modernisasi alutsista dan peningkatan sumber daya manusia. TNI AL perlu memastikan bahwa personelnya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan teknologi modern dan menerapkan taktik peperangan yang baru. Hal ini memerlukan investasi yang signifikan dalam pelatihan dan pendidikan.
Dengan perubahan doktrin ini, TNI AL menunjukkan komitmennya untuk menjaga keamanan maritim Indonesia di tengah perkembangan lingkungan strategis yang dinamis. Adaptasi terhadap teknologi modern dan pembelajaran dari konflik-konflik terkini akan memastikan TNI AL tetap menjadi kekuatan yang tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman.
Kesimpulan
Perubahan doktrin TNI AL yang diinisiasi oleh KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali berdasarkan arahan Panglima TNI merupakan langkah penting dalam menghadapi tantangan keamanan maritim di era modern. Fokus pada intelijen strategis, peperangan modern dengan integrasi teknologi nirawak, dan kemampuan siber menunjukkan komitmen TNI AL untuk terus beradaptasi dan menjaga kedaulatan Indonesia.