Prabowo Usul Reformasi Dewan Keamanan PBB: Tambah Anggota Tetap
Presiden Prabowo Subianto mengusulkan penambahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB di Antalya Diplomacy Forum 2025 untuk mencerminkan realitas geopolitik terkini.

Presiden Prabowo Subianto, dalam pidato di Forum Diplomasi Antalya 2025 pada Jumat (11/4), mengusulkan perluasan keanggotaan tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Usulan ini disampaikan di Gedung Nest Convention Center, Turki, dan disiarkan secara daring di Jakarta. Presiden menilai struktur Dewan Keamanan PBB saat ini sudah tidak lagi mencerminkan realitas geopolitik dunia yang dinamis. Usulan ini muncul sebagai respon terhadap tuntutan global untuk merepresentasikan kekuatan dan pengaruh negara-negara besar di dunia dalam forum internasional tersebut.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan pentingnya reformasi Dewan Keamanan PBB. Ia menyatakan, "Kita sudah memiliki format yang baik. Namun kini, ada tuntutan agar Dewan Keamanan PBB menambah jumlah anggota tetap, untuk mencerminkan realitas dunia saat ini." Presiden melihat negara-negara besar seperti India dan Brasil, yang memiliki populasi dan peran global yang signifikan, belum memiliki representasi yang seimbang dalam struktur tertinggi PBB. Oleh karena itu, perluasan keanggotaan tetap dianggap sebagai langkah penting untuk memperbaiki ketidakseimbangan ini.
Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa reformasi tidak harus berarti membangun sistem baru dari awal. Menurutnya, "Bangunlah dari yang sudah terbukti baik. Atasi kekurangannya, tingkatkan kualitasnya." Hal ini menunjukkan pendekatan pragmatis Presiden Prabowo, yang menekankan pentingnya membangun atas fondasi yang sudah ada, sambil memperbaiki kelemahan yang ada. Dengan demikian, reformasi diharapkan dapat berjalan efektif dan efisien tanpa mengganggu fungsi utama Dewan Keamanan PBB.
Struktur Dewan Keamanan PBB yang Perlu Direformasi
Dewan Keamanan PBB saat ini terdiri dari lima anggota tetap, yaitu Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia, dan Tiongkok, serta 10 anggota tidak tetap yang dipilih setiap dua tahun oleh Majelis Umum PBB. Struktur ini telah ada sejak lama dan terakhir kali direformasi pada tahun 1963, dengan penambahan jumlah anggota tidak tetap dari enam menjadi sepuluh. Namun, jumlah anggota tetap hingga kini belum pernah berubah. Presiden Prabowo berpendapat bahwa keanggotaan tetap yang tidak berubah ini sudah tidak relevan lagi dengan peta geopolitik dunia saat ini.
Presiden Prabowo mencontohkan negara-negara besar seperti India dan Brasil yang memiliki peran dan pengaruh global yang signifikan, namun belum memiliki suara yang setara dalam Dewan Keamanan PBB. Hal ini dianggap sebagai ketidakseimbangan yang perlu diatasi melalui reformasi keanggotaan tetap. Dengan penambahan anggota tetap, diharapkan suara dan kepentingan negara-negara berkembang dapat lebih terakomodasi dalam pengambilan keputusan internasional yang krusial.
Usulan Presiden Prabowo ini mendapat perhatian luas dari berbagai kalangan. Reformasi Dewan Keamanan PBB memang telah lama menjadi perdebatan di tingkat internasional. Banyak pihak yang menilai bahwa struktur Dewan Keamanan PBB yang ada saat ini sudah usang dan tidak lagi mencerminkan kekuatan dan pengaruh negara-negara di dunia saat ini. Oleh karena itu, usulan Presiden Prabowo ini diharapkan dapat mendorong percepatan reformasi Dewan Keamanan PBB.
Dukungan terhadap Lembaga Internasional
Selain mengusulkan reformasi Dewan Keamanan PBB, Presiden Prabowo juga menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja lembaga-lembaga internasional seperti WHO, UNICEF, dan FAO. Ia menilai lembaga-lembaga tersebut telah menunjukkan kinerja yang baik dalam mengatasi tantangan global seperti kelaparan dan penyakit. Hal ini menunjukkan komitmen Presiden Prabowo terhadap kerja sama internasional dalam menyelesaikan masalah global.
Apresiasi terhadap lembaga-lembaga internasional ini juga menunjukkan bahwa Presiden Prabowo meyakini pentingnya peran multilateralisme dalam menyelesaikan permasalahan global. Dengan bekerja sama melalui lembaga-lembaga internasional, diharapkan berbagai tantangan global dapat diatasi secara lebih efektif dan efisien. Sikap ini selaras dengan upaya Indonesia untuk memperkuat kerja sama internasional dalam berbagai bidang.
Pidato Presiden Prabowo di Forum Diplomasi Antalya 2025 ini memberikan gambaran mengenai visi Indonesia dalam kancah internasional. Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, tampaknya akan terus berperan aktif dalam mendorong reformasi lembaga-lembaga internasional agar lebih representatif dan efektif dalam menyelesaikan masalah global. Usulan penambahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB merupakan salah satu langkah nyata dalam mewujudkan visi tersebut.
Kesimpulannya, usulan Presiden Prabowo Subianto untuk menambah anggota tetap Dewan Keamanan PBB merupakan langkah penting dalam upaya mereformasi lembaga internasional tersebut agar lebih relevan dengan realitas geopolitik terkini. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan representasi yang lebih adil dan seimbang dalam forum internasional.