Pramono Anung Gunakan Dana Baznas DKI untuk Tebus Ijazah Siswa
Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, berencana menggunakan dana Baznas-Bazis DKI Jakarta untuk menebus ijazah siswa yang ditahan sekolah dan berjanji akan menyelesaikan masalah ini dalam 100 hari kerja.
![Pramono Anung Gunakan Dana Baznas DKI untuk Tebus Ijazah Siswa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230125.668-pramono-anung-gunakan-dana-baznas-dki-untuk-tebus-ijazah-siswa-1.jpg)
Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung, telah mengumumkan rencana penggunaan dana Badan Amil Zakat Nasional-Badan Zakat Infak Sedekah (Baznas-Bazis) DKI Jakarta untuk membantu siswa yang ijazahnya ditahan oleh sekolah. Penggunaan dana ini akan difokuskan untuk menebus ijazah tersebut dan memastikan para siswa dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa hambatan.
Ima Mahdiah, dari tim transisi Pramono-Rano, menjelaskan bahwa dana yang akan digunakan bukan hanya berasal dari zakat, tetapi juga infak, sedekah, dan hibah. "Bazis itu kan juga ada bantuan untuk utang pendidikan. Jadi, bukan hanya dari zakat, tapi juga dari infak, sodaqoh (sedekah), dan dari hibah. Jadi, kita gabungkan semua ini setidaknya bisa membantu utang pendidikan" ujar Ima.
Langkah-langkah Pembebasan Ijazah
Ima Mahdiah menekankan bahwa penahanan ijazah oleh sekolah merupakan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan. Pramono Anung berencana untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. "Nah, nanti ketika Pak Pramono dilantik beliau akan bikin suatu gebrakan agar masyarakat Jakarta yang masih tertahan ijazahnya agar dibebaskan," tambahnya.
Tim transisi masih mendiskusikan secara rinci sumber-sumber dana yang akan digunakan untuk program ini. Namun, komitmen Pramono Anung untuk menyelesaikan masalah penahanan ijazah sangat jelas. Hal ini menunjukkan kepedulian beliau terhadap akses pendidikan yang merata bagi seluruh warga Jakarta.
Janji 100 Hari Kerja
Pramono Anung sebelumnya telah berjanji akan menyelesaikan masalah penahanan ijazah dalam 100 hari pertama masa pemerintahannya. Janji ini mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). "Termasuk di dalamnya adalah ijazah-ijazah yang ditahan di seluruh dinas, SD, SMP, SMA di Jakarta akan kami putihkan dalam waktu 100 hari itu," tegas Pramono.
Pramono juga menyatakan bahwa berbagai janji politiknya, termasuk program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS), akan ditunaikan dalam jangka waktu 100 hari tersebut. Ini menunjukkan komitmen kuat beliau untuk memenuhi janji kampanye dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Jakarta.
Dana Baznas dan Akses Pendidikan
Penggunaan dana Baznas-Bazis DKI Jakarta untuk menebus ijazah siswa yang ditahan merupakan langkah inovatif yang patut diapresiasi. Langkah ini menunjukkan bagaimana lembaga zakat dapat berperan aktif dalam mengatasi permasalahan sosial dan mendukung akses pendidikan yang lebih adil. Dengan menggabungkan berbagai sumber dana, diharapkan program ini dapat menjangkau lebih banyak siswa yang membutuhkan bantuan.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Jakarta, khususnya bagi para siswa yang terdampak penahanan ijazah. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi permasalahan serupa dan memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan.
Langkah Pramono Anung ini patut diapresiasi sebagai upaya untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata di Jakarta. Dengan komitmen dan langkah-langkah yang tepat, diharapkan masalah penahanan ijazah dapat segera diatasi dan akses pendidikan bagi seluruh warga Jakarta dapat terjamin.