Pramono Anung Kenang Kehangatan Eddie Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengenang hangat sosok almarhum Eddie Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia, yang meninggal di usia 93 tahun, meninggalkan harapan besar untuk pencak silat di sekolah-sekolah.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Almarhum Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya, Bapak Pencak Silat Dunia, meninggal dunia pada Selasa di RSPI Pondok Indah, Jakarta Selatan, dalam usia 93 tahun. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, mengenang kehangatan sosok Eddie yang telah berjasa bagi Jakarta dan Indonesia. Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam, khususnya bagi dunia pencak silat. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyampaikan harapan terakhir almarhum untuk menjadikan pencak silat sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah-sekolah.
Berita duka ini disampaikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, yang baru dua bulan lalu bersilaturahmi dengan Eddie di Puncak. Pramono mengungkapkan rasa kehilangannya atas kepergian tokoh pencak silat tersebut. Ia menggambarkan Eddie sebagai sosok yang hangat, penuh harapan, dan memiliki silahturahmi yang mendalam. Kepergian Eddie merupakan kehilangan besar bagi bangsa dan negara, khususnya Jakarta.
Keinginan Eddie untuk memajukan pencak silat terus bergema. Wakil Gubernur Rano Karno menyampaikan harapan almarhum untuk menjadikan pencak silat sebagai ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Hal ini diharapkan dapat melestarikan budaya Jakarta dan memberikan pilihan olahraga bagi anak-anak muda. Jenazah almarhum disemayamkan di Padepokan Pencak Silat TMII sebelum dimakamkan di TMP Kalibata.
Sosok Eddie Nalapraya: Bapak Pencak Silat Dunia
Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya, yang lahir pada 6 Juni 1931, adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pencak silat internasional. Ia dikenal sebagai Bapak Pencak Silat Dunia karena perannya dalam mengangkat pencak silat ke kancah internasional. Bersama Gubernur DKI Jakarta saat itu, R. Soeprapto, Eddie mendorong pencak silat untuk dipertandingkan di tingkat internasional melalui 1st International Invitation of Pencak Silat.
Ajang tersebut kemudian berkembang menjadi Kejuaraan Dunia Pencak Silat pada tahun 1987. Dedikasi dan perjuangannya dalam memajukan pencak silat tidak perlu diragukan lagi. Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia sebelum digantikan oleh Prabowo Subianto.
Kontribusi Eddie Nalapraya dalam dunia pencak silat sangat besar dan akan selalu dikenang. Kiprahnya dalam membawa pencak silat ke panggung dunia menjadi warisan berharga bagi Indonesia. Semangat dan dedikasinya dalam melestarikan budaya Indonesia patut diteladani.
Harapan Terakhir Eddie Nalapraya untuk Pencak Silat
Sebelum meninggal dunia, Eddie Nalapraya menyampaikan harapannya agar pencak silat dijadikan ekstrakurikuler wajib di sekolah-sekolah di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyampaikan pesan tersebut dan menyatakan akan mempertimbangkannya. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kecintaan Eddie terhadap pencak silat dan kepeduliannya terhadap generasi muda.
Meskipun pencak silat diharapkan menjadi pilihan utama, Rano Karno menegaskan bahwa bela diri lainnya tidak akan dilarang. Tujuan utama adalah untuk melestarikan budaya Jakarta melalui filosofi pencak silat, dan memberikan pilihan olahraga yang beragam bagi siswa.
Inisiatif ini sejalan dengan upaya pelestarian budaya dan pengembangan olahraga di Jakarta. Dengan menjadikan pencak silat sebagai ekstrakurikuler, diharapkan dapat menumbuhkan minat dan bakat generasi muda terhadap seni bela diri tradisional Indonesia.
Kepergian Eddie Nalapraya meninggalkan duka yang mendalam, namun semangat dan warisannya akan terus menginspirasi. Harapannya untuk memajukan pencak silat akan terus diperjuangkan, sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan dedikasinya.
Semoga cita-cita beliau untuk menjadikan pencak silat sebagai olahraga pilihan utama bagi anak-anak Indonesia dapat terwujud. Hal ini akan menjadi legacy yang berharga dan abadi bagi dunia pencak silat Indonesia.