Pramono Copot Direktur IT Bank DKI: Tiga Kali Kejadian Serupa, Diduga Ada Kebocoran Dana
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, memberhentikan Direktur IT Bank DKI karena masalah layanan yang berulang dan dugaan kebocoran dana yang telah dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, telah memberhentikan Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono. Pemecatan ini terjadi setelah masalah layanan di Bank DKI terulang hingga tiga kali dengan pola yang hampir serupa. Kejadian tersebut mengakibatkan gangguan transaksi online yang meresahkan nasabah dan diduga melibatkan kebocoran dana.
Menurut Pramono, permasalahan IT Bank DKI yang terjadi bukan merupakan insiden pertama. "Kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali. Dan kejadiannya hampir serupa. Dimana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik," ungkap Pramono saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.
Akibat dari permasalahan ini, nasabah Bank DKI mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi online, khususnya pada malam takbiran Idul Fitri 1446 Hijriah atau 30 Maret 2025. Kegagalan sistem ini menimbulkan keresahan dan kerugian bagi banyak nasabah. Langkah tegas Gubernur diambil untuk mengatasi masalah yang berulang dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pencopotan Direktur IT dan Investigasi Lebih Lanjut
Jabatan Direktur IT Bank DKI kini dipegang oleh Direktur Umum, Agus Haryoto Widodo, efektif sejak 8 April 2025. Pramono juga mengungkapkan adanya indikasi kebocoran dana, meskipun nominalnya belum dipublikasikan. "Terus terang ada kebocoran. Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI," katanya.
Gubernur DKI Jakarta telah mengambil langkah serius dengan melaporkan kasus ini ke Bareskrim (Badan Reserse Kriminal) Polri. Selain itu, Bank DKI juga telah meminta bantuan lembaga independen internasional untuk melakukan audit, tracing, dan monitoring guna menelusuri aliran dana yang hilang.
Pramono optimistis proses investigasi akan berjalan lancar. "Nanti selain Bank DKI, Bareskrim pasti akan segera mengetahui ini. Karena yang namanya apapun tentang jejak digital uang lari kemana saja. Dalam sistem sekarang pasti kelihatan," tegasnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan pertanggungjawaban kepada publik.
Kronologi Permasalahan dan Dampaknya
Sebelum pencopotan Direktur IT, pada Selasa (8/4), Pramono telah mengadakan rapat tertutup dengan pihak Bank DKI. Dalam rapat tersebut, ia memutuskan untuk memberhentikan Amirul Wicaksono dari jabatannya sebagai buntut dari masalah layanan Bank DKI yang terjadi beberapa waktu lalu.
Masalah layanan yang dimaksud adalah gangguan transaksi online yang dialami nasabah Bank DKI pada malam takbiran Idul Fitri 1446 Hijriah. Kejadian ini menimbulkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi banyak nasabah yang bergantung pada layanan perbankan digital Bank DKI. Kejadian ini menjadi pemicu utama pencopotan Direktur IT.
Kejadian ini menunjukkan pentingnya sistem keamanan dan pemeliharaan infrastruktur IT yang handal di lembaga keuangan. Kegagalan sistem dapat berdampak signifikan terhadap kepercayaan publik dan operasional perbankan. Langkah-langkah perbaikan dan pencegahan yang komprehensif perlu dilakukan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Proses investigasi yang melibatkan Bareskrim Polri dan lembaga independen internasional diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap Bank DKI dan pemerintah daerah.
Ke depannya, Bank DKI perlu meningkatkan sistem keamanan dan pengawasan untuk mencegah terjadinya kebocoran dana dan gangguan layanan serupa. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang IT juga perlu menjadi perhatian untuk memastikan operasional perbankan berjalan lancar dan aman.