Premanisme Ganggu Investasi, Ketua MPR Minta Masalah Oknum Ormas Segera Diselesaikan
Ketua MPR RI Ahmad Muzani mendesak agar tindakan premanisme oknum ormas yang mengganggu investasi, seperti kasus pembangunan pabrik BYD di Subang, segera diatasi untuk menjaga iklim investasi Indonesia.

Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, menyoroti masalah premanisme yang dilakukan oleh oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan menyusul adanya laporan gangguan terhadap pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat. Muzani menekankan perlunya penyelesaian segera atas masalah ini karena berpotensi mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Dalam pernyataan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat lalu, Muzani menyatakan bahwa tindakan premanisme, apapun bentuknya dan atas nama siapapun, harus segera dihentikan. Ia menegaskan pentingnya menjaga iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Investasi, menurutnya, merupakan instrumen penting bagi pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia.
Muzani juga menekankan pentingnya dukungan yang memadai bagi iklim investasi, meliputi aspek sosial, transportasi, dan infrastruktur. Ketiga aspek tersebut harus berjalan paralel dan saling mendukung agar iklim investasi tetap terjaga. Ia mencontohkan, infrastruktur yang buruk dapat menghambat akses dan transportasi, meskipun kondisi sosial masyarakat kondusif. Begitu pula, peraturan pemerintah yang tidak selaras dengan iklim investasi dapat menimbulkan masalah, meskipun infrastruktur dan kondisi sosial masyarakat sudah baik.
Gangguan Investasi dari Aksi Premanisme
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, telah lebih dulu mengungkapkan adanya gangguan premanisme dari oknum ormas terhadap pembangunan pabrik BYD di Subang. Informasi ini didapat Eddy saat kunjungan ke Shenzhen, China, atas undangan pemerintah China. Eddy menekankan pentingnya pemerintah bertindak tegas untuk mengatasi masalah ini agar investor merasa aman berinvestasi di Indonesia. Ketidakamanan investasi merupakan hal mendasar yang dapat menghambat masuknya investasi asing.
Pernyataan Eddy Soeparno melalui unggahan video di Instagram pribadinya pada Minggu (20/4) semakin memperkuat keprihatinan atas masalah ini. Ia menekankan pentingnya jaminan keamanan bagi investor sebagai faktor utama dalam menarik investasi ke Indonesia. Kejadian ini menjadi sorotan karena berpotensi merusak citra Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang aman dan kondusif.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Selain penegakan hukum yang tegas, perlu juga dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga iklim investasi yang kondusif. Hal ini dapat dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas.
Menjaga Iklim Investasi yang Kondusif
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, secara tegas menyatakan bahwa tindakan premanisme yang dilakukan oknum ormas tersebut harus segera dihentikan. Ia menekankan pentingnya menjaga iklim investasi yang kondusif untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat.
Pernyataan Muzani dan Soeparno menunjukkan keprihatinan yang serius terhadap masalah ini. Mereka berharap agar pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah yang efektif untuk menyelesaikan masalah premanisme dan menjaga iklim investasi di Indonesia. Kepercayaan investor sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya peran serta seluruh komponen masyarakat dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif. Semua pihak harus berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban, sehingga Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah perlu memastikan bahwa semua peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan investasi selaras dan mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif. Selain itu, perlu juga ditingkatkan pengawasan dan penegakan hukum untuk mencegah tindakan premanisme dan gangguan keamanan lainnya yang dapat menghambat investasi.
Kesimpulannya, permasalahan premanisme yang mengganggu investasi di Indonesia, khususnya kasus pembangunan pabrik BYD, harus segera ditangani. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Kerja sama dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif.