Moeldoko Dukung Penumpasan Premanisme yang Ganggu Investasi BYD di Subang
Ketua Umum Periklindo, Moeldoko, mendukung penumpasan premanisme yang mengganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, sebuah investasi besar yang berpotensi menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat, yang digadang-gadang sebagai pabrik otomotif terbesar di ASEAN, terganggu aksi premanisme. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, pada Selasa (22/4) di Jakarta, menyatakan dukungannya terhadap tindakan Gubernur Jawa Barat untuk menumpas aksi tersebut. Hal ini dikarenakan premanisme dapat menghambat investasi dan mengurangi peluang kerja bagi masyarakat Indonesia. Investasi sebesar Rp 11,7 triliun ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kejadian ini disayangkan oleh Moeldoko, yang menekankan pentingnya iklim investasi yang kondusif di Indonesia. Ia mengimbau masyarakat untuk turut serta menciptakan lingkungan yang mendukung investasi, bukan malah menghambatnya. Dengan adanya investasi, lapangan kerja baru akan terbuka, sehingga mengurangi angka pengangguran. Namun, tindakan premanisme justru menghambat hal tersebut, yang dianggap Moeldoko sebagai tindakan yang tidak benar.
Kabar gangguan premanisme ini sebelumnya disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, setelah kunjungannya ke Shenzhen, China. Eddy menekankan pentingnya jaminan keamanan bagi investor asing agar mereka merasa aman dan nyaman berinvestasi di Indonesia. Ketegasan pemerintah dalam menangani premanisme menjadi kunci untuk menarik investasi dan memastikan keberlangsungan proyek-proyek besar seperti pembangunan pabrik BYD.
Investasi BYD dan Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia
Investasi BYD di Subang Smartpolitan, sebuah kota mandiri terintegrasi, diperkirakan akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan. Pabrik ini tidak hanya akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan transfer teknologi dan keahlian di bidang manufaktur kendaraan listrik (EV).
Selain itu, investasi ini akan mendorong pertumbuhan industri pendukung di sektor EV, serta membuka peluang bagi perusahaan lokal untuk terlibat dalam rantai pasokan global EV. BYD berencana membangun ekosistem EV yang komprehensif, termasuk pusat penelitian dan pengembangan serta fasilitas pelatihan dengan teknologi terkini yang ramah lingkungan.
Luas lahan pabrik BYD saat ini mencapai 108 hektare, dan akan ditambah menjadi 126 hektare. Kapasitas produksi akan ditingkatkan dari 150.000 unit per tahun, dan akan ada pengembangan fasilitas baterai serta kendaraan PHEV premium. Hal ini akan meningkatkan jumlah tenaga kerja dari 8.700 menjadi 18.814 orang. Produksi komersial ditargetkan dimulai pada awal 2026.
Dukungan Moeldoko dan Pentingnya Iklim Investasi Kondusif
Moeldoko secara tegas mendukung langkah Gubernur Jawa Barat untuk menumpas premanisme yang mengganggu investasi BYD. Pernyataan “Saya mendukung apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, tumpas saja itu” menunjukkan komitmennya untuk menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif di Indonesia.
Menurutnya, tindakan premanisme sangat merugikan dan kontraproduktif terhadap upaya pemerintah untuk menarik investasi asing. Investasi besar seperti BYD sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar lokasi investasi menjadi hal yang krusial.
Pernyataan Eddy Soeparno yang menyebutkan bahwa “Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia” menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang aman dan terjamin.
Dengan adanya dukungan dari tokoh penting seperti Moeldoko dan perhatian dari pemerintah, diharapkan pembangunan pabrik BYD dapat berjalan lancar tanpa gangguan, dan memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Keberhasilan investasi BYD akan menjadi contoh bagi investor asing lainnya untuk menanamkan modal di Indonesia. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi investasi menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.