Presiden ADB Masato Kanda Serukan Aksi Kolektif Hadapi Tantangan di Asia Pasifik
Presiden ADB Masato Kanda menyerukan aksi kolektif untuk mengatasi tantangan kompleks di Asia Pasifik, termasuk guncangan eksternal dan perubahan iklim, demi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan regional.

Presiden Asian Development Bank (ADB), Masato Kanda, menyerukan aksi kolektif untuk mengatasi berbagai tantangan kompleks yang dihadapi kawasan Asia dan Pasifik. Seruan ini disampaikan dalam Sesi Pembukaan Pertemuan Tahunan ke-58 Dewan Gubernur ADB di Milan, Italia, pada Senin (5/5/2025). Tantangan tersebut meliputi guncangan eksternal, beban utang, dan perubahan iklim yang mengancam pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut. Pertemuan ini dihadiri lebih dari 5.000 peserta dari berbagai negara, sektor swasta, dan akademisi.
Meskipun menghadapi tantangan yang signifikan, Kanda menekankan bahwa kawasan Asia dan Pasifik tetap memiliki pertumbuhan ekonomi yang solid. Perdagangan dan integrasi ekonomi semakin dalam, rantai pasokan semakin beragam, serta konektivitas dan inovasi digital semakin cepat. Ia melihat ketidakpastian sebagai peluang untuk membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan, bukan sebagai alasan untuk mundur. "Ketidakpastian bukanlah alasan untuk mundur. Ini adalah panggilan untuk menjadi lebih berani, bergerak lebih cepat, dan bekerja lebih erat daripada sebelumnya," ujar Kanda.
Pertemuan tahunan ADB di Milan menyoroti empat area fokus utama untuk mendorong perubahan transformasional di Asia dan Pasifik. Empat fokus tersebut meliputi peningkatan ketahanan sistem pangan, investasi dalam teknologi digital, modernisasi sistem energi, dan peningkatan investasi untuk membangun ketangguhan menghadapi perubahan iklim. ADB berkomitmen untuk meningkatkan pembiayaan dan kerja sama internasional untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Meningkatkan Ketahanan Sistem Pangan
ADB berkomitmen untuk meningkatkan pembiayaan guna mentransformasi sistem pangan di Asia dan Pasifik. Targetnya adalah mencapai 40 miliar dolar AS pada tahun 2030. Dukungan ini akan memperkuat sistem pangan dari hulu hingga hilir, membangun ketahanan, melindungi alam dan keanekaragaman hayati, meningkatkan gizi, dan mendorong pembiayaan agribisnis, dengan fokus pada pemberdayaan perempuan dan pemanfaatan teknologi. Langkah ini sangat penting untuk memastikan akses pangan yang aman dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat di kawasan tersebut.
Transformasi ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari peningkatan produktivitas pertanian hingga perbaikan infrastruktur pasca panen dan akses pasar yang lebih baik. ADB juga akan mendukung inisiatif yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan ketahanan iklim dalam sistem pangan.
Pemberdayaan perempuan dalam sektor pertanian juga menjadi fokus utama, mengingat peran penting perempuan dalam produksi dan distribusi pangan. Teknologi digital akan dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam sistem pangan.
Investasi dalam Teknologi Digital
ADB juga berinvestasi besar-besaran dalam teknologi digital untuk meningkatkan akses ke pendidikan, keuangan, dan pasar di Asia dan Pasifik. Investasi ini bertujuan untuk mempercepat transformasi digital dan meningkatkan inklusi ekonomi di kawasan tersebut.
Akses yang lebih luas terhadap teknologi digital akan membuka peluang baru bagi masyarakat, khususnya di daerah pedesaan dan terpencil. Hal ini akan membantu meningkatkan produktivitas, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup.
ADB akan mendukung pengembangan infrastruktur digital, peningkatan literasi digital, dan pengembangan aplikasi dan layanan digital yang inovatif. Kolaborasi dengan sektor swasta juga akan menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Modernisasi dan Konektivitas Sistem Energi
Modernisasi dan konektivitas sistem energi merupakan fokus penting lainnya. ADB berkomitmen untuk menginvestasikan hingga 10 miliar dolar AS untuk mendukung pekerjaan pada ASEAN Power Grid. Investasi ini akan meningkatkan akses energi yang andal dan terjangkau, serta mendorong transisi energi berkelanjutan.
Konektivitas sistem energi akan meningkatkan efisiensi dan ketahanan sistem, mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Hal ini akan berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim.
ADB akan bekerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan keberhasilan proyek-proyek modernisasi dan konektivitas sistem energi. Teknologi inovatif dan praktik terbaik akan diadopsi untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan.
Membangun Ketangguhan Menghadapi Perubahan Iklim
ADB memperdalam investasi untuk membangun ketangguhan menghadapi perubahan iklim dengan memperkuat infrastruktur, memulihkan dan melindungi ekosistem, serta membantu masyarakat yang rentan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Hal ini merupakan langkah penting untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat di kawasan tersebut.
Investasi ini akan mencakup pembangunan infrastruktur tahan iklim, pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, dan perlindungan ekosistem pesisir. ADB juga akan mendukung program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Peningkatan ketangguhan akan membantu mengurangi kerentanan terhadap bencana alam dan dampak perubahan iklim lainnya. Hal ini akan memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di Asia dan Pasifik.
Selain empat fokus utama tersebut, ADB juga menegaskan kembali komitmennya untuk meningkatkan pembangunan sektor swasta, dengan target untuk meningkatkan pembiayaan sektor swasta empat kali lipat menjadi 13 miliar dolar AS per tahun pada 2030. Kolaborasi yang ditingkatkan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil akan menjadi kunci keberhasilan upaya-upaya ini. ADB, sebagai bank pembangunan multilateral terkemuka, terus berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan inklusif, tangguh, dan berkelanjutan di Asia dan Pasifik.