Presiden Prabowo Kantongi Nama Pimpinan BPI Danantara, Yakin Lanjutkan Perekonomian Indonesia
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI yakin Presiden Prabowo Subianto telah memilih sosok tepat untuk memimpin BPI Danantara, lembaga investasi yang diharapkan menjadi penggerak perekonomian Indonesia.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, diyakini telah menentukan sosok yang tepat untuk memimpin Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Eko Hendro Purnomo, atau yang akrab disapa Eko Patrio, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (23/2).
Eko Patrio menyatakan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo telah mempertimbangkan berbagai aspek dalam penunjukan tersebut. "Kalau ditanya siapa kepalanya? Siapa yang memegangnya? Saya yakin Pak Prabowo sudah punya nama untuk itu, dan saya yakin Pak Prabowo tidak salah untuk menentukan siapa dari ketua atau kepala dari Danantara tersebut," tegas Eko Patrio.
Pernyataan ini muncul di tengah sorotan publik mengenai idealnya pemimpin BPI Danantara. Banyak yang berpendapat bahwa posisi tersebut sebaiknya diisi oleh profesional untuk menghindari intervensi politik. Namun, Eko Patrio menilai hal tersebut tidak selalu menjadi patokan utama. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara profesional dan politisi untuk memajukan BUMN.
Kriteria Pemimpin BPI Danantara
Menurut Eko Patrio, pemimpin BPI Danantara idealnya memiliki pemahaman mendalam tentang pengelolaan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sosok tersebut harus mampu "me-leverage (mengungkit) aset, mengubah aset yang bernilai satu menjadi lima, atau seratus menjadi seribu," jelasnya. Kemampuan ini krusial untuk memastikan BPI Danantara dapat berfungsi sebagai superholding BUMN yang handal.
Lebih lanjut, Eko Patrio membandingkan BPI Danantara dengan lembaga investasi ternama di negara lain seperti Temasek (Singapura), Khazanah (Malaysia), dan CIC (China). Ia berharap BPI Danantara dapat menyamai, bahkan melampaui, kinerja lembaga-lembaga tersebut dalam mengelola aset negara dan menghasilkan keuntungan signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Dengan total aset yang dikelola mencapai Rp14 triliun, BPI Danantara diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. "Visinya harus bagaimana caranya menguntungkan dan mempunyai daya ungkit besar terhadap aset dan juga investasi BUMN, itu adanya di Danantara," pungkas Eko Patrio.
Peluncuran Danantara dan Harapan untuk Masa Depan
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meluncurkan BPI Danantara secara resmi pada Senin (24/2). Lembaga ini diharapkan menjadi pilar penting dalam menunjang perekonomian Indonesia di masa mendatang. Dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2), Presiden Prabowo menjelaskan makna nama Danantara: "Daya" berarti energi atau kekuatan, "Anagata" berarti masa depan, dan "Nusantara" merujuk pada tanah air Indonesia. Dengan demikian, Danantara diartikan sebagai kekuatan ekonomi dan investasi untuk masa depan Indonesia.
Pembentukan BPI Danantara telah disahkan melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Pengesahan RUU tersebut dilakukan dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-12 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024/2025 pada tanggal 4 Februari 2025.
Dengan diluncurkannya BPI Danantara, diharapkan pengelolaan kekayaan negara dapat lebih efektif dan efisien, menghasilkan keuntungan yang optimal, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Lembaga ini diharapkan mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memastikan kemakmuran untuk generasi mendatang.