Produksi Beras Sulut Melonjak 15%! Petani Raih Hasil Maksimal di 2024
Produksi beras di Sulawesi Utara (Sulut) pada 2024 mencapai 153,48 ribu ton, meningkat 14,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya, didorong peningkatan luas panen dan produktivitas padi.

Petani di Sulawesi Utara (Sulut) berhasil meningkatkan produksi beras secara signifikan pada tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, total produksi beras mencapai 153,48 ribu ton sepanjang tahun, meningkat 14,67 persen atau 19,63 ribu ton dibandingkan tahun 2023 yang hanya 133,86 ribu ton. Kenaikan ini terjadi di tengah peningkatan luas panen dan produktivitas padi. Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, mengumumkan capaian ini di Manado pada Kamis lalu.
Peningkatan produksi beras ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan luas panen dan produktivitas. Produksi beras tertinggi terjadi pada bulan September dengan angka 36,99 ribu ton, sementara produksi terendah terjadi pada bulan Agustus dengan 17,57 ribu ton. Data BPS menunjukkan tren peningkatan produksi beras secara bertahap sepanjang tahun, dengan subround I (Januari-April) mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 45,12 persen (year on year).
Metode perhitungan produksi beras yang digunakan BPS Sulut menggabungkan data luas panen dari survei Kerangka Sampel Area (KSA) padi dengan data produktivitas dari survei Ubinan. Penggunaan teknologi satelit memastikan akurasi data luas panen, sementara survei Ubinan memberikan data produktivitas yang terpercaya. Integrasi kedua sistem ini menghasilkan data produksi beras yang komprehensif dan akurat.
Produksi Beras Meningkat Signifikan di Sulut
Peningkatan produksi beras di Sulut pada tahun 2024 mencapai angka yang cukup signifikan, yaitu 14,67 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan program peningkatan produksi pertanian di daerah tersebut. Data BPS menunjukkan bahwa peningkatan ini tidak hanya terjadi pada produksi beras, tetapi juga pada produksi padi, yang mencapai 273,13 ribu ton, meningkat 14,67 persen dibandingkan tahun 2023.
Sepanjang tahun 2024, luas panen padi di Sulut mencapai 59,12 ribu hektare, meningkat 8,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan luas panen ini berkontribusi besar terhadap peningkatan produksi padi dan beras. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dan petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Sulut telah membuahkan hasil yang positif.
"Jumlah tersebut naik 14,67 persen atau sebanyak 19,63 ribu ton dibanding tahun 2023 yang hanya 133,86 ribu ton," kata Kepala BPS Sulawesi Utara Aidil Adha.
BPS menggunakan metode yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data untuk menghitung produksi padi dan beras. Luas panen dikalikan dengan produktivitas untuk mendapatkan hasil produksi.
Analisis Data Produksi Beras per Sub-Round
Data BPS Sulut juga menunjukkan fluktuasi produksi beras antar sub-round. Pada subround II (Mei-Agustus), produksi beras mengalami penurunan sebesar 6,29 persen (yoy) dibandingkan tahun 2023. Namun, peningkatan signifikan terjadi pada subround III (September-Desember) dengan kenaikan 10,32 persen (yoy).
Fluktuasi ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti musim tanam, kondisi cuaca, dan ketersediaan infrastruktur pertanian. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan fluktuasi produksi beras antar sub-round.
Meskipun terjadi penurunan pada subround II, peningkatan produksi secara keseluruhan pada tahun 2024 menunjukkan tren positif dalam sektor pertanian di Sulut. Hal ini menandakan keberhasilan upaya peningkatan produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Data yang akurat dan komprehensif dari BPS sangat penting dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan di sektor pertanian. Informasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan program-program peningkatan produksi pertanian di masa mendatang.
Dengan metode pengumpulan data yang terintegrasi dan akurat, BPS Sulut memberikan gambaran yang jelas tentang perkembangan sektor pertanian di daerah tersebut. Data ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan stakeholders terkait dalam mengembangkan strategi peningkatan produksi beras di masa depan.
Keberhasilan peningkatan produksi beras di Sulut ini menjadi bukti nyata bahwa dengan upaya dan strategi yang tepat, sektor pertanian dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.