Produksi Padi Kalbar 2024 Melonjak 9,21 Persen, Catatkan Rekor Baru!
Produksi padi Kalimantan Barat tahun 2024 meningkat signifikan hingga 9,21 persen, mencapai 764,78 ribu ton GKG, didorong peningkatan luas panen dan produktivitas di sejumlah kabupaten.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) baru-baru ini mengumumkan kabar gembira terkait produksi padi di daerah tersebut. Produksi padi Kalbar sepanjang tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai 764,78 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG). Kenaikan ini setara dengan 9,21 persen atau penambahan 64,49 ribu ton dibandingkan tahun 2023. Peningkatan ini terjadi di berbagai wilayah di Kalbar, meskipun beberapa daerah lain mengalami penurunan produksi.
Kepala BPS Kalbar, Muh Saichudin, menjelaskan bahwa peningkatan produksi padi ini tidak terlepas dari peningkatan luas panen. Sepanjang tahun 2024, luas panen padi di Kalbar mencapai 247,21 ribu hektare, meningkat 10,33 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Puncak panen terjadi pada bulan Maret 2024, dengan luas panen mencapai 55,47 ribu hektare atau naik 20,42 persen dibandingkan Maret 2023. "Secara keseluruhan, tren peningkatan luas panen dan produksi padi terjadi di hampir setiap periode sepanjang 2024," ujar Saichudin.
Peningkatan produksi padi tertinggi terjadi pada bulan Maret 2024, dengan capaian 166,66 ribu ton GKG. Sebaliknya, produksi terendah tercatat pada bulan November, yaitu sebesar 26,36 ribu ton GKG. Peningkatan produksi terbesar terjadi pada sub-ronde Januari-April 2024, dengan kenaikan 24,87 ribu ton GKG atau 6,26 persen. Data ini menunjukkan tren positif yang cukup signifikan dalam sektor pertanian padi di Kalimantan Barat.
Analisis Peningkatan Produksi Padi Kalbar
Muh Saichudin lebih lanjut menjelaskan bahwa peningkatan produksi padi di Kalbar tahun 2024 didorong oleh beberapa faktor, salah satunya adalah peningkatan luas panen. Peningkatan terbesar terjadi pada sub-ronde September-Desember 2024, yaitu bertambah 9,33 ribu hektare atau naik 21,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan keberhasilan upaya peningkatan produktivitas pertanian padi di Kalbar.
Beberapa kabupaten di Kalbar mencatatkan peningkatan produksi yang signifikan. Kabupaten Ketapang, Sambas, Mempawah, Sekadau, Sintang, Kubu Raya, Bengkayang, dan Kota Singkawang tercatat sebagai daerah dengan peningkatan produksi padi. Namun, beberapa daerah lain seperti Kabupaten Landak, Kapuas Hulu, Melawi, Kayong Utara, Sanggau, dan Kota Pontianak mengalami penurunan produksi. Perbedaan ini perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tiga kabupaten/kota dengan produksi padi tertinggi pada 2024 adalah Kabupaten Sambas, Ketapang, dan Landak. Sementara itu, produksi padi terendah tercatat di Kota Pontianak, Kabupaten Melawi, dan Kota Singkawang. Perbedaan ini menunjukkan adanya disparitas produktivitas pertanian padi antar wilayah di Kalbar.
Proyeksi Produksi Padi 2025
BPS Kalbar juga memproyeksikan tren positif produksi padi akan berlanjut pada tahun 2025. Pada Januari 2025, luas panen padi mencapai 24,66 ribu hektare, dan potensi panen pada Februari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 128,89 ribu hektare. Total luas panen pada periode Januari-April 2025 diproyeksikan mencapai 153,55 ribu hektare, meningkat 10,59 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Dari sisi produksi, padi yang dihasilkan pada Januari 2025 diperkirakan mencapai 72,74 ribu ton GKG, sementara potensi produksi sepanjang Februari hingga April 2025 mencapai 365,74 ribu ton GKG. Total produksi padi pada Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 438,48 ribu ton GKG, meningkat 3,95 persen dibandingkan 2024. Proyeksi ini menunjukkan optimisme terhadap peningkatan produksi padi di Kalbar pada tahun mendatang.
Meskipun demikian, proyeksi juga menunjukkan potensi penurunan produksi padi pada sub-ronde Januari-April 2025 di beberapa kabupaten, seperti Mempawah, Ketapang, Kubu Raya, Sintang, dan Kayong Utara. Sebaliknya, peningkatan produksi padi yang cukup besar diperkirakan terjadi di Kabupaten Sanggau, Landak, Sambas, dan Bengkayang. Pemerintah daerah perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di masing-masing wilayah untuk memastikan keberlanjutan peningkatan produksi padi di Kalbar.
Secara keseluruhan, data dari BPS Kalbar menunjukkan tren positif dalam produksi padi di Kalimantan Barat. Peningkatan produksi ini menandakan keberhasilan upaya peningkatan produktivitas pertanian padi di daerah tersebut. Namun, pemerintah daerah perlu terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas padi di semua wilayah, khususnya di daerah yang mengalami penurunan produksi, agar ketahanan pangan di Kalbar tetap terjaga.