Protes Keras China ke Afghanistan Usai Warga Negara Mereka Ditembak
Kementerian Luar Negeri China memprotes keras penembakan warga negara mereka di Afghanistan oleh ISIS-Khorasan, mendesak penyelidikan menyeluruh dan jaminan keamanan bagi warga China di Afghanistan.

Seorang warga negara China tewas ditembak di Provinsi Takhar, Afghanistan utara, pada Selasa (21/1), memicu protes keras dari pemerintah China. Insiden ini terjadi hanya sehari setelah perayaan 70 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Kematian warga negara China tersebut mengejutkan Beijing dan langsung mendapat respon tegas.
Kementerian Luar Negeri China menyatakan telah mengajukan protes resmi kepada pemerintah Afghanistan. Juru bicara kementerian, Mao Ning, mengutuk keras serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa. China menuntut penyelidikan menyeluruh dan meminta pertanggungjawaban para pelaku. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (23/1).
ISIS-Khorasan, afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyatakan menggunakan senapan mesin untuk menargetkan korban, seorang pengusaha yang memiliki kontrak di sektor pertambangan Afghanistan. Korban diketahui tidak melapor ke polisi setempat sebelum melakukan perjalanan, menurut keterangan Kepala Polisi Provinsi Takhar.
China menegaskan penolakan tegas terhadap segala bentuk terorisme. Negara tersebut menyerukan tindakan tegas terhadap ISIS, ETIM, dan organisasi teroris lainnya yang masuk daftar Dewan Keamanan PBB. Komitmen China dalam memerangi terorisme ini ditegaskan Mao Ning.
Meskipun Taliban, yang berkuasa sejak Agustus 2021, mengklaim telah menciptakan perdamaian dan ketertiban, serangan-serangan oleh ISIS-Khorasan masih terus terjadi. Serangan ini seringkali menargetkan pemimpin Taliban, tokoh agama, dan komunitas Syiah. Situasi keamanan yang masih rawan ini menjadi perhatian utama China.
Hubungan China dan Afghanistan cukup kompleks. China menjadi negara pertama yang menunjuk duta besar untuk Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban, dan telah meningkatkan kerjasama ekonomi. Investasi China di sektor pertambangan dan minyak Afghanistan cukup signifikan. Namun, insiden penembakan ini menggarisbawahi tantangan keamanan yang dihadapi investor asing di Afghanistan.
China mendesak pemerintah Afghanistan untuk menjamin keamanan warga negara China, lembaga, dan proyek-proyek mereka di Afghanistan. Kejadian ini menjadi pengingat akan risiko yang masih ada di Afghanistan, terlepas dari upaya stabilisasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah de facto. China akan terus memantau situasi keamanan di Afghanistan dengan cermat.
Insiden ini merupakan ujian nyata bagi hubungan China-Afghanistan. Bagaimana Taliban akan merespon tuntutan China akan menjadi indikator penting dalam menilai komitmen mereka terhadap keamanan dan stabilitas negara. Kejadian ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara dalam berinvestasi di lingkungan yang masih rawan konflik.