China Desak India dan Pakistan Berdialog, Tensi Kashmir Memanas
China menyerukan India dan Pakistan untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik Kashmir melalui dialog setelah insiden penembakan yang menewaskan 26 orang, meningkatkan tensi di kawasan tersebut.

Sebuah insiden penembakan di Kashmir yang menewaskan 26 orang telah meningkatkan tensi antara India dan Pakistan. Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 22 April 2024, di kawasan Baisaran, Pahalgam, sebuah tujuan wisata populer di wilayah selatan Kashmir. Kelompok bersenjata tak dikenal melancarkan serangan terhadap wisatawan, menyebabkan korban jiwa yang signifikan. Insiden ini terjadi di wilayah Himalaya yang disengketakan oleh kedua negara, memicu reaksi keras dari kedua belah pihak.
Menanggapi insiden tersebut, China, sebagai negara tetangga kedua negara, menyerukan agar India dan Pakistan menahan diri dan menyelesaikan perselisihan melalui jalur dialog. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing pada 28 April 2024, menyatakan, "Sebagai tetangga kedua negara, China meminta kedua belah pihak baik India maupun Pakistan untuk menahan diri, menyelesaikan perbedaan melalui dialog, bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan."
Pernyataan ini menekankan keprihatinan China atas meningkatnya ketegangan dan menyerukan solusi damai. China menganggap stabilitas kawasan sangat penting dan berharap kedua negara dapat menemukan jalan tengah untuk menghindari eskalasi konflik lebih lanjut. Pernyataan tersebut juga menyoroti pentingnya kerja sama regional untuk menjaga perdamaian dan pembangunan di Asia Selatan.
Eskalasi Konflik dan Reaksi Internasional
India menuding Pakistan terlibat dalam serangan teror tersebut, menyebutnya sebagai aksi kelompok dengan jaringan lintas batas. Tuduhan ini dibantah oleh Pakistan, yang menyatakan belasungkawa kepada korban dan menyatakan keprihatinan atas insiden tersebut. Meskipun demikian, ketegangan antara kedua negara meningkat tajam.
Sebagai reaksi atas insiden tersebut, India mengambil beberapa langkah tegas. Pada 23 April 2024, India menangguhkan Perjanjian Air Indus tahun 1960, yang mengatur penjatahan air dari enam sungai di daerah aliran sungai Indus. India juga mengusir penasihat militer Pakistan dan mengurangi jumlah staf diplomatik di kedutaan Pakistan di New Delhi. Langkah-langkah ini semakin memperburuk hubungan bilateral.
Pada 24 April 2024, India mengumumkan penangguhan seluruh layanan visa ke Pakistan dan meminta warga negaranya yang berada di Pakistan untuk segera kembali. India juga menutup satu-satunya pintu perbatasan dengan Pakistan di Wagah-Attari. Pakistan merespons dengan menangguhkan Kesepakatan Simla tahun 1972 dan mengambil langkah-langkah serupa, termasuk pengusiran atase pertahanan dan pengurangan staf diplomatik di kedutaan India di Islamabad. Pakistan juga menutup pintu perbatasan Attari-Wagah dan menghentikan semua perdagangan bilateral dan dengan pihak ketiga melalui Pakistan.
Seruan untuk Penyelidikan dan Dialog
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, bahkan mengusulkan partisipasi Rusia dan China dalam penyelidikan internasional atas serangan tersebut. Menanggapi hal ini, Guo Jiakun menyatakan bahwa China menyambut baik semua upaya yang dapat meredakan situasi dan mendukung pelaksanaan penyelidikan yang adil dan jujur sesegera mungkin. Hal ini menunjukkan kesediaan China untuk berperan aktif dalam meredakan ketegangan dan mendorong penyelesaian damai.
Situasi di Kashmir tetap menjadi titik panas yang rawan konflik. Peristiwa terbaru ini menyoroti pentingnya dialog dan kerja sama internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencari solusi yang berkelanjutan. Peran negara-negara regional seperti China menjadi krusial dalam mendorong kedua belah pihak untuk menahan diri dan kembali ke meja perundingan.
Konflik di Kashmir telah berlangsung lama dan melibatkan isu-isu kompleks yang terkait dengan sejarah, politik, dan identitas. Penyelesaian konflik ini memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Peran diplomasi dan negosiasi menjadi kunci untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah yang bergejolak ini.
Kesimpulannya, situasi di Kashmir tetap tegang. Seruan China untuk menahan diri dan dialog merupakan langkah penting dalam upaya meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi konflik yang lebih besar. Solusi damai dan berkelanjutan sangat penting untuk stabilitas regional.