Fakta Unik Kucing Emas: Satwa Langka Terperangkap Jerat Babi di Pasaman, Sumatera Barat
Seekor Kucing Emas, satwa langka yang dilindungi, ditemukan terperangkap jerat babi di Pasaman, Sumatera Barat. Bagaimana upaya penyelamatan satwa berharga ini?

Seekor Kucing Emas (Catopuma temminckii), satwa langka yang dilindungi, ditemukan terperangkap jerat babi di area perkebunan masyarakat kolektif Padang Bolak, Jorong Perdamaian, Nagari Simpang Tonang Utara, Kecamatan Duo Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Penemuan ini terjadi pada hari Minggu, 27 Juli, sekitar pukul 12.00 WIB, oleh warga setempat yang hendak pergi ke kebun mereka.
Kucing emas tersebut ditemukan dalam kondisi masih hidup, meskipun terjerat. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan keselamatan satwa tersebut, mengingat statusnya sebagai salah satu spesies yang dilindungi dan terancam punah. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat akan keberadaan satwa liar di sekitar lingkungan mereka.
Menanggapi penemuan ini, pihak pemerintah nagari segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan evakuasi. Upaya cepat ini diharapkan dapat meminimalisir risiko cedera atau ancaman lain terhadap kucing emas tersebut. Keberadaan jerat babi di area perkebunan juga menjadi perhatian khusus dalam upaya konservasi satwa liar.
Penemuan dan Kondisi Satwa Langka
Wali Nagari Simpang Tonang Utara, Ottrinaldi, membenarkan penemuan Kucing Emas tersebut. Menurutnya, satwa ini pertama kali terlihat oleh warga saat mereka melintas di area perkebunan. Kucing emas yang terjerat tersebut menunjukkan bahwa interaksi antara manusia dan satwa liar di wilayah tersebut masih sering terjadi, kadang kala berujung pada insiden seperti ini.
Kondisi kucing emas yang masih hidup saat ditemukan menjadi kabar baik, meskipun memerlukan penanganan segera. Ottrinaldi menekankan bahwa jika dibiarkan terlalu lama, kondisi satwa tersebut bisa membahayakan keselamatannya. Oleh karena itu, kecepatan dalam proses evakuasi menjadi prioritas utama bagi pihak berwenang.
Kucing emas adalah predator soliter yang umumnya aktif di malam hari, sehingga penemuannya di siang hari dalam kondisi terjerat cukup tidak biasa. Satwa ini memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai pengendali populasi hewan pengerat. Keberadaannya di hutan Sumatera Barat menunjukkan kekayaan biodiversitas wilayah tersebut.
Upaya Evakuasi dan Konservasi Kucing Emas
Setelah menerima laporan, pemerintah nagari langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Pasaman. Kepala BKSDA Resor Pasaman, Edi Susilo, mengonfirmasi bahwa timnya segera bergerak menuju lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi. Proses evakuasi satwa liar yang terjerat membutuhkan keahlian khusus agar tidak melukai satwa maupun petugas.
Tim BKSDA dilengkapi dengan peralatan dan pengetahuan yang memadai untuk menangani satwa liar. Evakuasi Kucing Emas ini diharapkan dapat berjalan lancar sehingga satwa tersebut bisa mendapatkan penanganan medis jika diperlukan, sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat yang aman. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat tentang bahaya penggunaan jerat yang dapat mengancam satwa dilindungi.
Konservasi Kucing Emas merupakan bagian dari upaya perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia. BKSDA secara rutin melakukan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga satwa liar dan habitatnya. Insiden Kucing Emas terjerat jerat babi ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan dengan alam tanpa mengancam keberadaan satwa liar.