Evakuasi Sukses Harimau Sumatera di Lampung
Tim gabungan berhasil mengevakuasi seekor Harimau Sumatera yang terjebak di Pesisir Barat, Lampung, setelah sebelumnya memangsa hewan ternak warga; upaya konservasi dan imbauan kepada warga terus dilakukan.

Petugas gabungan berhasil mengevakuasi seekor Harimau Sumatera yang terperangkap di Pesisir Barat, Lampung. Operasi yang melibatkan TNI, Polri, BPBD, dan BKSDA ini berlangsung sukses pada Selasa, 18 Februari 2024, di kawasan perkebunan Pekon Rawas, Kecamatan Pesisir Tengah. Keberhasilan ini mengakhiri kekhawatiran warga setempat setelah harimau tersebut beberapa kali terlihat memangsa hewan ternak.
Proses Evakuasi dan Kondisi Harimau
"Alhamdulillah, proses evakuasi berjalan lancar dan aman," ungkap Sekretaris BPBD Pesisir Barat, Hermansyah. Harimau Sumatera yang masuk perangkap sejak Senin, 17 Februari 2024, dinyatakan sehat setelah diperiksa tim kesehatan BKSDA. Evakuasi ini merupakan langkah penting dalam upaya konservasi satwa langka yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.
Sebelumnya, perangkap atau kandang jebak dipasang sebagai respon atas laporan warga mengenai serangan harimau terhadap hewan ternak dan anjing peliharaan. Langkah ini dinilai penting untuk melindungi baik keselamatan warga maupun kelangsungan hidup harimau itu sendiri.
Imbauan kepada Masyarakat
Meskipun evakuasi telah berhasil, Hermansyah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan membatasi aktivitas di sekitar lokasi perangkap. Kemungkinan masih ada harimau lain di kawasan tersebut. Imbauan ini menekankan pentingnya menjaga jarak aman dan menghindari aktivitas di perkebunan pada jam-jam tertentu.
Kapolres Pesisir Barat, Alsyahendra, turut memberikan imbauan. Ia menekankan pentingnya menjaga kelestarian hewan liar yang dilindungi, mengingat keterkaitan mereka dalam rantai makanan di hutan. Perburuan liar, menurutnya, dapat menyebabkan harimau semakin sering memasuki pemukiman warga karena kesulitan mencari makanan di habitat aslinya.
Pentingnya Konservasi dan Penegakan Hukum
Kapolres Alsyahendra juga mengingatkan tentang pentingnya penegakan hukum terkait perburuan satwa yang dilindungi dan perambahan hutan. Ia menyebut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati sebagai landasan hukum yang perlu dipatuhi. Kerjasama semua pihak, mulai dari masyarakat hingga aparat penegak hukum, sangat penting untuk memastikan keberhasilan upaya konservasi Harimau Sumatera.
Keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dan masyarakat dalam melindungi satwa langka. Namun, upaya ini tidak cukup hanya sampai di sini. Pencegahan konflik satwa liar dengan manusia memerlukan strategi jangka panjang, termasuk pengelolaan habitat yang baik dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi.
Kesimpulan
Evakuasi Harimau Sumatera di Pesisir Barat, Lampung, menandai keberhasilan kolaborasi berbagai pihak dalam melindungi satwa langka. Ke depan, upaya konservasi dan edukasi masyarakat akan menjadi kunci untuk mencegah konflik serupa dan memastikan kelestarian Harimau Sumatera untuk generasi mendatang. Penegakan hukum yang tegas juga diperlukan untuk menghentikan perburuan liar dan perambahan hutan yang mengancam habitat satwa ini.