BKSDA Aceh Pasang Perangkap Harimau di Aceh Timur, Cegah Konflik Manusia-Satwa
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memasang perangkap untuk menangkap harimau sumatra di Aceh Timur setelah adanya laporan serangan terhadap ternak warga, guna mencegah konflik lebih lanjut dan melindungi satwa dilindungi tersebut.
![BKSDA Aceh Pasang Perangkap Harimau di Aceh Timur, Cegah Konflik Manusia-Satwa](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/170046.666-bksda-aceh-pasang-perangkap-harimau-di-aceh-timur-cegah-konflik-manusia-satwa-1.jpg)
Banda Aceh, 8 Februari 2024 - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memasang perangkap atau kandang jebak untuk menangkap seekor harimau sumatra yang meresahkan warga di Kabupaten Aceh Timur. Langkah ini diambil sebagai respons atas laporan penemuan bangkai sapi yang diduga dimangsa harimau di Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmu, pada Kamis (6/2).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamarudzaman, menjelaskan bahwa pemasangan kandang jebak bertujuan untuk mencegah interaksi negatif antara harimau dan manusia. "Perangkap dipasang untuk menangkap harimau sumatra dan mencegah konflik lebih lanjut setelah ada laporan masyarakat tentang ternak mereka dimangsa," ujarnya.
Penangkapan dan Relokasi Harimau
Jika berhasil ditangkap, harimau sumatra tersebut akan direlokasi ke habitat yang lebih aman untuk mencegah konflik berulang. "Pemasangan kandang jebak ini merupakan respons terhadap keresahan masyarakat dan upaya untuk menyelamatkan harimau sumatra," tambah Kamarudzaman. BKSDA menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan keselamatan baik manusia maupun satwa.
Selain memasang perangkap, BKSDA juga gencar mengimbau masyarakat, terutama para peternak, untuk mengandangkan hewan ternak mereka. "Kami telah mengedukasi dan menyosialisasikan kandang anti-harimau kepada masyarakat. Kandang ini menggunakan kawat yang kokoh sehingga satwa liar tidak bisa masuk," jelas Kamarudzaman.
Serangan Harimau Berulang
Polsek Indra Makmu, Polres Aceh Timur, sebelumnya melaporkan bahwa harimau sumatra memangsa seekor sapi milik warga pada Kamis (6/2). Ini bukan kejadian pertama; interaksi negatif antara harimau dan manusia telah berulang kali terjadi di kawasan Indra Makmu. Kapolsek Indra Makmu, Iptu Muhammad Alfata, menyatakan pihaknya turut membantu pemasangan kandang jebak sebagai respons atas serangan harimau terhadap ternak warga.
"Pemasangan kandang jebak tidak ditentukan batas waktunya. Di dalam kandang jebak tersebut diberikan umpan bangkai sapi yang diterkam harimau pada Kamis (6/2)," kata Muhammad Alfata. Pihak kepolisian berkomitmen untuk mendukung upaya BKSDA dalam menangani konflik satwa liar ini.
Status Harimau Sumatra dan Konservasi
Berdasarkan daftar kelangkaan satwa yang dikeluarkan oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berstatus spesies terancam kritis. Populasi satwa endemik Pulau Sumatera ini sangat rentan terhadap kepunahan di alam liar.
Masyarakat diimbau untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian harimau sumatra. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak merusak hutan sebagai habitatnya, serta tidak melakukan aktivitas ilegal seperti menangkap, melukai, membunuh, atau memperjualbelikan satwa dilindungi tersebut, baik hidup maupun mati. Memasang jerat, racun, atau pagar listrik tegangan tinggi yang membahayakan satwa liar juga dilarang dan akan dikenakan sanksi pidana.
Mencegah Konflik dan Kerugian
Aktivitas ilegal tersebut tidak hanya mengancam kelestarian harimau sumatra, tetapi juga meningkatkan risiko konflik manusia-satwa. Konflik ini berdampak buruk, mulai dari kerugian ekonomi hingga korban jiwa, baik pada manusia maupun satwa liar itu sendiri. Oleh karena itu, kolaborasi antara BKSDA, masyarakat, dan pihak berwenang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah konflik lebih lanjut.
Langkah-langkah yang dilakukan BKSDA, seperti pemasangan perangkap dan edukasi masyarakat, diharapkan dapat meminimalisir konflik antara manusia dan harimau sumatra di Aceh Timur. Upaya konservasi yang berkelanjutan sangat krusial untuk memastikan kelangsungan hidup spesies langka ini.