Tragis! Pendaki Gunung Klabat Tewas Usai Terjatuh ke Jurang 25 Meter, Evakuasi Penuh Tantangan
Seorang pendaki Gunung Klabat ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang sedalam 25 meter. Simak detail evakuasi dramatis tim SAR gabungan.

Seorang pendaki bernama Yohanes Piay, warga Sea, Manado, Sulawesi Utara, dilaporkan meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang sedalam kurang lebih 25 meter di Pos 2 Gunung Klabat, Kabupaten Minahasa Utara. Insiden tragis ini terjadi pada Jumat, 15 Agustus 2025, sekitar pukul 19:40 WITA, saat korban sedang beristirahat bersama rekan-rekannya.
Yohanes Piay terpeleset dan langsung jatuh ke dasar jurang yang curam. Rekan-rekan korban yang menyaksikan kejadian tersebut segera melaporkan insiden ini kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manado pada pukul 21:15 WITA. Laporan cepat tersebut memicu respons sigap dari tim SAR gabungan.
Tim Rescue Basarnas Sulawesi Utara segera bergerak menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan evakuasi yang dibutuhkan. Upaya pencarian dan penyelamatan dilakukan di tengah kondisi medan yang sulit dan gelap, menunjukkan dedikasi tinggi dari seluruh personel yang terlibat dalam operasi ini.
Kronologi Kejadian Tragis di Gunung Klabat
Peristiwa nahas ini bermula ketika Yohanes Piay bersama rombongannya sedang beristirahat di Pos 2 Gunung Klabat. Tanpa diduga, korban terpeleset dari pijakannya dan jatuh ke dalam jurang yang memiliki kedalaman sekitar 25 meter. Kejadian ini berlangsung sangat cepat dan mengejutkan rekan-rekan korban.
Humas Kantor SAR Manado, Nuriadin Gumeleng, menjelaskan bahwa laporan mengenai insiden tersebut diterima pihaknya pada Jumat malam. "Peristiwa ini terjadi pada Jumat, 15 Agustus 2025, sekitar pukul 19:40 WITA. Saat itu korban bersama teman-temannya sedang beristirahat di Pos 2 Gunung Klabat. Tiba-tiba korban terpeleset dan jatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 25 meter," ujar Nuriadin Gumeleng.
Mendapat laporan, Tim Rescue Basarnas Sulut segera mempersiapkan diri dan berangkat menuju lokasi. Medan yang terjal dan kondisi gelap gulita menjadi tantangan utama bagi tim penyelamat yang harus berpacu dengan waktu.
Proses Evakuasi dan Penemuan Korban
Setelah melakukan persiapan matang, tim SAR gabungan memulai operasi pencarian di lokasi kejadian. Upaya keras tim membuahkan hasil pada Sabtu, 16 Agustus 2025, pukul 01:05 WITA, ketika korban berhasil ditemukan di dasar jurang. Sayangnya, Yohanes Piay ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, diduga akibat tertimpa batang pohon di dasar jurang.
Nuriadin Gumeleng menambahkan bahwa proses evakuasi berjalan dengan penuh tantangan. "Evakuasi berjalan dengan penuh tantangan karena medan yang curam dan gelap," katanya. Tim harus bekerja ekstra hati-hati untuk mengangkat korban dari dasar jurang yang terjal, memastikan keselamatan personel dan penanganan jenazah korban.
Korban akhirnya berhasil dibawa naik ke permukaan. Pada pukul 09:30 WITA, jenazah Yohanes Piay tiba di Pos Spamu dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga. Selanjutnya, korban dibawa ke RS Bhayangkara Manado untuk penanganan lebih lanjut. Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup pada Sabtu, 16 Agustus 2025, pukul 09:45 WITA, setelah seluruh proses evakuasi tuntas.
Kolaborasi Tim SAR dalam Penyelamatan Pendaki
Operasi penyelamatan ini melibatkan berbagai unsur dan organisasi yang menunjukkan sinergi kuat dalam penanganan bencana. Kerja sama yang solid antarpihak menjadi kunci keberhasilan evakuasi di medan yang sulit ini.
Unsur-unsur yang turut serta dalam operasi SAR tersebut antara lain:
- Tim Rescue KPP Manado
- Polsek Airmadidi
- Teman korban
- USSU Sulut
- Tunas Hijau
- KPA Adventure Airmadidi
- KPA Pasir Saroinsong
- Klabat Green Ranger
- KPA Dembet
Nuriadin Gumeleng menyampaikan apresiasi tinggi atas dedikasi dan kerja sama seluruh pihak yang terlibat. "Kami mengapresiasi kepada seluruh unsur yang terlibat dalam operasi ini atas kerja sama dan dedikasi dalam proses evakuasi korban," tutupnya, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam setiap misi kemanusiaan.