Pendaki Malaysia Kecelakaan di Gunung Rinjani, Tim SAR Berhasil Evakuasi
Seorang pendaki asal Malaysia mengalami kecelakaan di jalur pendakian Sembalun, Gunung Rinjani, dan berhasil dievakuasi oleh tim gabungan.

Seorang pendaki asal Malaysia, Chuah Uei Chyi, mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Insiden ini terjadi pada Minggu, 27 April 2025, sekitar 200 meter di bawah Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, di jalur pendakian Sembalun. Kecelakaan tersebut dilaporkan oleh Halomi Trekker, organisasi penyelenggara pendakian yang membawa korban, kepada Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sekitar pukul 14.11 WITA.
Kepala Balai TNGR, Yarman, membenarkan kejadian tersebut. Pihak TNGR langsung melakukan verifikasi data korban melalui tiket elektronik dan segera menghubungi tim evakuasi untuk mempersiapkan proses penyelamatan. Korban diketahui memulai pendakian pada Sabtu, 26 April 2025, melalui jalur Sembalun. Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan masih belum diketahui.
Proses evakuasi melibatkan tim gabungan yang terdiri dari tim medis Ranger Rinjani, Emergency Medical Handling Crew (EMHC), dan porter dari Halomi Trekker. Tim medis yang bersiaga di shelter emergency Pelawangan Sembalun segera turun menuju lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan pertama dan mempersiapkan evakuasi. Para porter membantu menandu korban menuju Pelawangan Sembalun untuk mempermudah proses evakuasi dan penanganan medis selanjutnya.
Evakuasi dan Penanganan Medis
Sekitar pukul 14.30 WITA, tim medis bergerak menuju lokasi korban. Dengan menggunakan tandu, korban dievakuasi menuju Pelawangan Sembalun. Proses evakuasi ini dibantu oleh para porter yang turut serta dalam pendakian. Kecepatan evakuasi ini sangat penting untuk memberikan penanganan medis secepatnya.
Sekitar pukul 16.51 WITA, Balai TNGR menerima konfirmasi bahwa korban telah tiba di Pelawangan Sembalun. Hal ini mempercepat proses penanganan medis selanjutnya. Setelah penanganan medis awal, proses evakuasi dari Pelawangan Sembalun dimulai pada pukul 17.30 WITA. Proses evakuasi diperkirakan memakan waktu cukup lama mengingat medan pendakian yang cukup menantang.
Balai TNGR berkomitmen untuk terus memberikan informasi terkini mengenai perkembangan kondisi korban dan proses evakuasi. Proses evakuasi ini menunjukkan koordinasi dan kerja sama yang baik antar berbagai pihak terkait, termasuk TNGR, tim medis, dan penyelenggara pendakian.
Pentingnya Kesiapsiagaan
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan persiapan matang bagi para pendaki sebelum melakukan pendakian. Persiapan yang matang, termasuk kondisi fisik dan peralatan yang memadai, sangat krusial untuk meminimalisir risiko kecelakaan. Selain itu, kesiapsiagaan tim penyelamat dalam menghadapi situasi darurat di kawasan pegunungan juga sangat penting untuk memastikan keselamatan para pendaki.
Pihak Balai TNGR menekankan pentingnya persiapan yang matang sebelum melakukan pendakian di Gunung Rinjani. Pendaki disarankan untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca, medan, dan membawa perlengkapan yang sesuai. Selain itu, pendaki juga diharapkan untuk melaporkan rencana pendakian dan selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya peran organisasi penyelenggara pendakian dalam memastikan keselamatan para pendakinya. Halomi Trekker, dalam hal ini, menunjukkan respon cepat dalam melaporkan kejadian dan membantu proses evakuasi. Kerja sama yang baik antara berbagai pihak terkait sangat penting dalam menangani situasi darurat di Gunung Rinjani.
Proses evakuasi yang cepat dan terkoordinasi ini menunjukkan kesiapsiagaan tim penyelamat dalam menghadapi situasi darurat di Gunung Rinjani. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam kegiatan pendakian.