BKSDA Bengkulu Tangani Kemunculan Harimau Sumatera di Mukomuko
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu menangani konflik antara harimau sumatera dan warga di Mukomuko, Bengkulu, setelah adanya laporan kemunculan harimau di dekat permukiman penduduk.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu tengah menangani kasus interaksi negatif antara harimau sumatera dan warga di Desa Semambang Makmur, Kabupaten Mukomuko. Kejadian ini bermula dari laporan warga yang melihat harimau sumatera jantan di lahan perkebunan kelapa sawit dekat permukiman mereka pada tanggal 19 Februari 2024. Langkah cepat dilakukan BKSDA untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan memastikan keselamatan warga serta kelestarian harimau sumatera.
Kepala BKSDA Resor Mukomuko, Damin, menjelaskan bahwa penanganan ini merupakan respons atas keresahan warga. Kerjasama lintas sektoral dibentuk untuk menangani situasi ini, melibatkan Babinsa, Babinkhantibmas, PHS BBTNKS Resor Bengkulu Utara-Mukomuko, dan pemerintah desa. Tim gabungan ini langsung bergerak cepat menuju lokasi untuk melakukan pengecekan dan penelusuran jejak harimau.
Penyelidikan di lokasi menemukan jejak harimau sumatera dengan ukuran lebar bantalan 8 cm, lebar tapak 12 cm, dan panjang tapak 14 cm. Data ini kemudian diinput ke aplikasi monitoring satwa liar. Berdasarkan jejak yang ditemukan, diperkirakan harimau tersebut berasal dari kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ipuh I yang berjarak sekitar 6,8 km, melewati perkebunan dan perumahan. Jarak ke Hutan Produksi (HP) Air Rami juga terbilang dekat, sekitar 8,7 km.
Penanganan dan Pencegahan Konflik Harimau
BKSDA telah berkoordinasi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Seblat untuk menyiapkan dan memindahkan dua unit box trap ke Kantor Desa Semambang Makmur. Box trap ini akan digunakan untuk menangkap harimau sumatera tersebut dengan aman dan memindahkannya ke habitat yang lebih sesuai. Proses ini membutuhkan kehati-hatian dan perencanaan yang matang untuk meminimalisir risiko bagi manusia dan satwa.
Selain memasang perangkap, BKSDA juga gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat berada di kebun atau ladang. Dianjurkan agar warga tidak beraktivitas sendirian dan sebisa mungkin menghindari aktivitas di sekitar lokasi penemuan jejak harimau di luar jam operasional, yaitu pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.
Langkah-langkah yang dilakukan BKSDA ini menunjukkan komitmen mereka dalam melindungi baik keselamatan warga maupun kelestarian harimau sumatera. Kerjasama antar instansi dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam mengatasi konflik satwa liar ini. Dengan pendekatan yang terpadu dan komprehensif, diharapkan konflik antara manusia dan harimau sumatera di Mukomuko dapat diatasi dengan baik.
Imbauan Kepada Masyarakat Sekitar
Masyarakat di sekitar lokasi penampakan harimau diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. Hindari tindakan yang dapat memancing atau mengganggu harimau. Jika melihat harimau, segera laporkan kepada pihak berwenang, yaitu BKSDA atau aparat desa setempat. Informasi yang akurat dan cepat akan sangat membantu dalam proses penanganan konflik ini.
BKSDA juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian habitat harimau sumatera. Perambahan hutan dan kerusakan habitat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan harimau sumatera sering masuk ke pemukiman warga. Oleh karena itu, upaya pelestarian lingkungan dan habitat satwa liar sangat penting untuk mencegah konflik serupa di masa mendatang. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta sangat dibutuhkan dalam upaya konservasi ini.
Dengan adanya penanganan cepat dan terpadu dari BKSDA serta kesadaran masyarakat, diharapkan konflik antara harimau sumatera dan manusia di Mukomuko dapat segera terselesaikan dengan baik, sehingga keselamatan warga terjamin dan populasi harimau sumatera tetap terjaga.
Perlu diingat bahwa harimau sumatera merupakan satwa dilindungi. Setiap upaya untuk melindungi dan melestarikannya merupakan tanggung jawab bersama.