BKSDA Pasang Jebakan Harimau Pemangsa Sapi di Mukomuko
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu memasang jebakan untuk menangkap harimau yang telah memangsa anak sapi di Desa Mekar Jaya, Mukomuko, dan upaya ini melibatkan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan warga.

Sebuah insiden pemangsaan anak sapi oleh harimau di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, telah mendorong Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu untuk bertindak cepat. Peristiwa yang terjadi pada Kamis, 20 Februari 2024 ini melibatkan satu ekor anak sapi milik warga yang ditemukan mati di lahan perkebunan kelapa sawit. BKSDA, bersama aparat kepolisian, pemerintahan desa, dan masyarakat setempat, langsung bergerak untuk mengatasi masalah ini dan mencegah kejadian serupa terulang.
Kepala BKSDA Resor Mukomuko, Damin, menjelaskan bahwa tim gabungan telah memasang satu unit kandang jebak atau 'box trap' di lokasi kejadian. Selain itu, dua kamera trap juga dipasang untuk memantau pergerakan harimau. Langkah ini merupakan bagian dari upaya penangkapan harimau yang diduga bertanggung jawab atas kematian anak sapi tersebut. Proses pemasangan jebakan dilakukan setelah verifikasi dan analisa terhadap hewan ternak yang menjadi korban.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Desa Mekar Jaya dan sekitarnya. Kepala Desa Mekar Jaya, Mulyatman, mengungkapkan bahwa warganya telah melaporkan kejadian tersebut kepada BKSDA Mukomuko. Ia menambahkan bahwa tim BKSDA direncanakan tiba di desa tersebut untuk memastikan penyebab kematian anak sapi tersebut. Ketakutan warga semakin bertambah setelah adanya laporan dari warga lainnya, Sutris, yang melihat jejak dua ekor harimau di lokasi kejadian, yang diduga merupakan induk dan anaknya.
Upaya Penangkapan dan Pencegahan
BKSDA Bengkulu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya penangkapan harimau ini. Kerjasama ini melibatkan Polsek Teras Terunjam, Babinkamtibmas, Patroli Harimau Sumatra Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (PHS BBTNKS) Resor Bengkulu Utara Mukomuko, dan masyarakat setempat. Koordinasi yang baik antar instansi dan masyarakat dinilai sangat penting untuk keberhasilan operasi penangkapan harimau tersebut. Tim siaga juga telah dibentuk dan ditempatkan di rumah Kepala Desa Mekar Jaya untuk memantau situasi dan melakukan pengecekan secara berkala.
Pemasangan kamera trap diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai pergerakan dan pola aktivitas harimau tersebut. Data yang diperoleh dari kamera trap akan membantu tim dalam menentukan strategi penangkapan yang lebih efektif dan aman. Selain itu, informasi ini juga penting untuk memahami lebih jauh tentang habitat dan perilaku harimau di wilayah tersebut.
Proses penangkapan harimau ini dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan warga dan kelestarian satwa liar. BKSDA berkomitmen untuk menangani masalah ini secara profesional dan bertanggung jawab. Setelah harimau berhasil ditangkap, langkah selanjutnya akan ditentukan berdasarkan prosedur yang berlaku, dengan mempertimbangkan aspek konservasi dan keselamatan masyarakat.
Dampak Kejadian Terhadap Warga
Kejadian ini telah menimbulkan dampak signifikan bagi warga di sekitar lokasi kejadian. Sutris, seorang warga Kecamatan Teras Terunjam, mengungkapkan bahwa warga setempat kini takut untuk pergi ke kebun sawit mereka karena khawatir akan keselamatan mereka. Ketakutan ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang ditimbulkan oleh keberadaan harimau di sekitar pemukiman warga.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar. Upaya konservasi dan edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Penting bagi masyarakat untuk memahami perilaku satwa liar dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari konflik.
BKSDA dan pihak terkait lainnya diharapkan dapat terus memantau situasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara-cara untuk mengurangi risiko konflik dengan satwa liar. Kerjasama yang erat antara BKSDA, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga kelestarian satwa liar dan keselamatan masyarakat.
Setelah penangkapan harimau, evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk mencegah konflik serupa di masa depan. Hal ini mencakup upaya konservasi habitat harimau, edukasi masyarakat, dan pengembangan strategi pengelolaan konflik manusia-satwa liar yang lebih efektif.