BKSDA Bengkulu-Lampung Pasang Perangkap Beruang Madu di Bengkulu Tengah
Tim BKSDA Bengkulu-Lampung memasang perangkap untuk mengevakuasi beruang madu yang muncul di perkebunan warga Desa Padang Tambak, Bengkulu Tengah, meresahkan warga sekitar, dan BKSDA juga terus memantau kemunculan harimau Sumatera di wilayah tersebut.

Beruang Madu Muncul di Perkebunan Bengkulu Tengah, BKSDA Pasang Perangkap
Kehebohan terjadi di Desa Padang Tambak, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah. Seekor beruang madu muncul di perkebunan warga, membuat warga sekitar resah. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung bergerak cepat merespon kejadian ini. Pada Jumat, 14 Februari 2025, tim patroli BKSDA dikerahkan untuk memasang perangkap guna mengevakuasi satwa dilindungi tersebut.
Respon Cepat BKSDA
Kepala Satuan Polisi Hutan BKSDA Bengkulu-Lampung, Pirmansyah, menyatakan bahwa tim langsung diturunkan ke lokasi. "Kami mengerahkan tim patroli untuk melakukan pengecekan dan akan memasang perangkap untuk mengevakuasi beruang madu tersebut," ujarnya di Kota Bengkulu. Meskipun lokasi kemunculan beruang madu merupakan habitat aslinya, kehadirannya di dekat pemukiman warga menimbulkan kekhawatiran akan potensi serangan.
Langkah antisipasi ini diambil untuk memastikan keselamatan warga dan juga kelangsungan hidup beruang madu. BKSDA menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di sekitar perkebunan.
Pemantauan Harimau Sumatera
Selain beruang madu, BKSDA Bengkulu-Lampung juga terus memantau aktivitas harimau Sumatera. Pemantauan intensif dilakukan menyusul insiden beberapa waktu lalu di Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko. IO (22), seorang warga setempat, ditemukan meninggal dunia di kebun sawit, diduga akibat serangan harimau.
Tidak hanya itu, ternak warga di Desa Mekar Jaya juga menjadi korban keganasan harimau. Meskipun tiga perangkap yang dipasang sebelumnya telah dinonaktifkan, BKSDA tetap berkomitmen untuk melakukan pemantauan berkelanjutan. "Tim kita masih tetap memantau perkembangan. Apakah ada masyarakat yang menemukan jejak atau laporan baru. Kalau memang ada, kita akan turun lagi dan melihat situasinya, apakah perlu dipasang perangkap kembali atau tidak," jelas Pirmansyah.
Upaya Konservasi dan Keselamatan Warga
Kejadian ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara konservasi satwa liar dan keselamatan masyarakat. BKSDA berupaya untuk mengevakuasi beruang madu dengan cara yang aman dan efektif, serta melakukan pemantauan ketat terhadap populasi harimau Sumatera. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalisir konflik antara manusia dan satwa liar, serta menjaga kelestarian satwa dilindungi di wilayah Bengkulu-Lampung.
Kehadiran beruang madu dan harimau Sumatera di dekat pemukiman warga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga habitat alami mereka. Upaya konservasi yang berkelanjutan dan edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk mencegah konflik serupa di masa mendatang. Kerjasama antara BKSDA dan masyarakat setempat sangat krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keselamatan bersama.
BKSDA juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan menghormati habitat satwa liar. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta harmonisasi antara kehidupan manusia dan satwa liar di wilayah tersebut.