Fakta Unik: Populasi Ternak Babi Tulungagung Terbesar di Jatim, Namun Produksi Dagingnya Peringkat Ketiga
Meskipun Populasi Ternak Babi Tulungagung menjadi yang terbesar di Jawa Timur, mengapa produksi dagingnya justru berada di posisi ketiga? Simak alasannya di balik angka-angka ini.

Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, kini tercatat sebagai wilayah dengan populasi ternak babi terbesar di provinsi tersebut. Data terkini menunjukkan bahwa populasi babi di Tulungagung mencapai 11 ribu ekor. Angka ini berasal dari 23 peternakan yang tersebar di lima kecamatan, menunjukkan konsentrasi signifikan dari sektor peternakan ini di wilayah tersebut.
Meskipun menduduki peringkat pertama dalam hal populasi, produksi daging babi dari Tulungagung justru berada di posisi ketiga di Jawa Timur. Total produksi daging babi dari seluruh peternakan di Tulungagung hanya mencapai 252,67 ton per tahun. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efisiensi dan tujuan utama dari peternakan babi di daerah ini, apakah lebih fokus pada pembibitan atau penggemukan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tulungagung, drh. Tutus Sumaryani, menegaskan bahwa meskipun memiliki populasi tertinggi, capaian produksi daging memang belum sebanding. Fenomena ini menjadi sorotan penting bagi pengembangan sektor peternakan babi di Jawa Timur, khususnya dalam upaya optimalisasi hasil produksi dari populasi yang besar.
Sentra Peternakan dan Jaringan Distribusi
Sentra peternakan babi di Tulungagung tersebar di beberapa kecamatan utama yang menjadi tulang punggung industri ini. Kecamatan Ngunut, Pagerwojo, Sumbergempol, Rejotangan, dan Kalidawir adalah lokasi-lokasi yang memiliki konsentrasi peternakan babi yang signifikan. Dari kelima kecamatan tersebut, Ngunut tercatat sebagai wilayah dengan populasi babi terbanyak, menjadikannya pusat aktivitas peternakan babi di Tulungagung.
Mayoritas hasil produksi daging babi dari Tulungagung dipasok ke berbagai wilayah lain di Pulau Jawa. Kota-kota besar seperti Surabaya, Bandung, dan Solo menjadi tujuan utama distribusi daging babi ini. Jaringan distribusi yang luas ini menunjukkan peran penting Tulungagung dalam memenuhi kebutuhan daging babi di pasar domestik Jawa.
Namun, untuk distribusi ke luar Pulau Jawa, Tutus menjelaskan bahwa hal tersebut relatif sulit. Kondisi ini disebabkan oleh fakta bahwa daerah lain di luar Jawa juga memiliki populasi babi yang cukup tinggi. Ini menciptakan tantangan tersendiri dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan volume penjualan ke wilayah di luar Jawa.
Standar Biosekuriti Ketat untuk Kesehatan Ternak
Setiap peternakan babi di Tulungagung telah mengantongi izin operasional yang diperlukan, menunjukkan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Sebagian besar peternakan ini beroperasi sebagai usaha komersial yang menerapkan standar tinggi dalam perawatan ternak dan biosekuriti. Komitmen ini sangat penting mengingat kerentanan ternak babi terhadap penyakit menular.
Ternak babi diketahui rentan terhadap penyakit serius seperti African Swine Fever (ASF) dan Hog Cholera, yang dapat menyebabkan kerugian besar. Oleh karena itu, peternak di Tulungagung menerapkan sistem kandang tertutup dan prosedur sterilisasi yang ketat. Prosedur ini tidak hanya berlaku bagi pekerja, tetapi juga bagi tamu atau pihak luar yang ingin memasuki area peternakan.
Penerapan biosekuriti yang ketat ini menjadi langkah preventif utama untuk mencegah penyebaran penyakit. Orang luar biasanya tidak diizinkan masuk sembarangan ke dalam kandang. Apabila ada kebutuhan mendesak untuk masuk, mereka harus melalui proses sterilisasi menyeluruh terlebih dahulu, memastikan lingkungan peternakan tetap steril dan aman dari ancaman patogen.