Harimau Sumatra Direlokasi Setelah Terjebak di Aceh Timur
Seekor harimau sumatra jantan yang terjebak di Aceh Timur telah berhasil direlokasi ke hutan lindung di Kota Langsa setelah sebelumnya dibius dan diperiksa kesehatannya oleh tim medis.
![Harimau Sumatra Direlokasi Setelah Terjebak di Aceh Timur](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191711.260-harimau-sumatra-direlokasi-setelah-terjebak-di-aceh-timur-1.jpg)
Aceh Timur, 11 Februari 2024 - Sebuah operasi penyelamatan satwa liar berhasil dilakukan di Aceh Timur. Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang terperangkap dalam perangkap di Julok Rayeuk, Kecamatan Indra Makmu, telah direlokasi ke lokasi yang lebih aman.
Menurut Kapolsek Indra Makmu, Iptu Muhammad Alfata, harimau tersebut terlebih dahulu dibius oleh tim medis satwa liar sebelum dipindahkan. Proses pembiusan dilakukan dengan menembak menggunakan alat khusus. Setelah dibius, tim medis melakukan pemeriksaan kesehatan, mengambil sampel darah dan bulu untuk analisis lebih lanjut di laboratorium.
Relokasi dan Observasi
Setelah dinyatakan sehat, harimau jantan yang diperkirakan berusia dua hingga tiga tahun ini, dengan panjang 229 cm dan tinggi 81 cm, dipindahkan ke kandang khusus yang telah disiapkan oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh. Selanjutnya, harimau tersebut direlokasi ke Hutan Lindung Kemuning di Kota Langsa untuk observasi sementara.
Relokasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan keselamatan harimau dan mencegah konflik lebih lanjut dengan manusia. Keputusan untuk memindahkan harimau ke hutan lindung diambil setelah mempertimbangkan kondisi kesehatan satwa dan kebutuhan akan habitat yang sesuai.
Penyebab Harimau Terjebak
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamarudzaman, menjelaskan bahwa harimau tersebut masuk perangkap yang dipasang di perkebunan sawit Desa Julok Rayeuk Selatan sejak Sabtu, 8 Februari 2024. Perangkap ini dipasang sebagai respons atas laporan masyarakat terkait serangan harimau terhadap ternak warga.
Pemasangan perangkap ini bertujuan untuk mencegah interaksi negatif antara harimau dan manusia. Kamarudzaman menekankan pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga kelestarian satwa liar. Ia mengimbau peternak untuk mengandangkan ternak mereka guna menghindari serangan satwa liar.
Upaya Konservasi dan Edukasi
BKSDA Aceh telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat setempat mengenai cara membangun kandang anti-harimau yang aman dan efektif. Kandang ini dirancang dengan menggunakan kawat yang kuat sehingga mencegah harimau masuk ke dalam kandang ternak.
Lebih lanjut, Kamarudzaman mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian harimau sumatra. Harimau sumatra termasuk spesies terancam kritis menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), dan berisiko tinggi punah di alam liar. Oleh karena itu, perlindungan habitatnya sangat krusial.
Pentingnya Pencegahan Konflik
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas ilegal seperti menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan harimau sumatra, baik hidup maupun mati. Memasang jerat, racun, atau pagar listrik tegangan tinggi yang dapat membahayakan satwa liar juga dilarang dan akan dikenakan sanksi pidana.
Aktivitas ilegal ini tidak hanya mengancam kelestarian harimau sumatra, tetapi juga dapat memicu konflik antara manusia dan satwa liar. Konflik ini berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi dan bahkan korban jiwa, baik bagi manusia maupun harimau itu sendiri. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan konservasi yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keselamatan bersama.