Harimau Sumatra Kembali Terkam Sapi di Aceh Timur, BKSDA Pasang Jebakan
Seekor harimau Sumatra kembali memangsa sapi warga di Aceh Timur, memicu BKSDA untuk memasang jebakan dan mengimbau masyarakat untuk melindungi hewan ternak mereka serta melestarikan habitat harimau.
![Harimau Sumatra Kembali Terkam Sapi di Aceh Timur, BKSDA Pasang Jebakan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230158.513-harimau-sumatra-kembali-terkam-sapi-di-aceh-timur-bksda-pasang-jebakan-1.jpg)
Sebuah insiden terbaru kembali terjadi di Aceh Timur, di mana seekor harimau Sumatra menerkam dan memangsa seekor sapi milik warga Desa Julok Rayeuk Selatan, Kecamatan Indra Makmu. Peristiwa yang terjadi Kamis (6/2) pukul 09.40 WIB ini menambah daftar panjang konflik manusia-satwa liar di wilayah tersebut. Sapi milik Irawan (45) ditemukan mati dengan luka gigitan yang masih mengeluarkan darah segar, diduga kuat akibat serangan harimau.
Konflik Berulang Harimau dan Warga
Iptu Muhammad Alfata, Kepala Kepolisian Sektor Indra Makmu, membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa ini bukan insiden pertama. Serangan harimau terhadap ternak sapi di kawasan Indra Makmu telah terjadi berulang kali. Pihak kepolisian telah melaporkan kejadian ini kepada instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran dan keresahan di kalangan masyarakat setempat.
Bukan hanya warga yang resah, namun keberadaan harimau sumatera juga menjadi perhatian serius. Sebagai spesies yang terancam punah, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) membutuhkan perlindungan serius. Konflik antara manusia dan satwa ini menjadi indikasi pentingnya upaya konservasi dan mitigasi konflik.
Upaya BKSDA Mencegah Konflik
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh telah merespon kejadian ini dengan memasang perangkap atau kandang jebak sejak Kamis (30/1), sebelum kejadian terbaru ini. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menangkap harimau yang berkonflik dengan manusia dan merelokasi satwa tersebut ke habitat yang lebih aman. Tujuannya adalah untuk mencegah konflik lebih lanjut dan melindungi baik keselamatan warga maupun kelangsungan hidup harimau.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamarudzaman, menjelaskan bahwa pemasangan jebakan merupakan respons atas keresahan masyarakat dan upaya untuk menyelamatkan harimau itu sendiri. Selain memasang jebakan, BKSDA juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya para peternak, tentang pentingnya mengandangkan ternak mereka untuk mencegah serangan harimau atau satwa liar lainnya.
Sosialisasi ini juga mencakup edukasi tentang pembuatan kandang anti-harimau yang aman dan efektif. Kandang ini dirancang dengan menggunakan kawat yang kuat, sehingga harimau tidak dapat masuk dan menyerang ternak. Upaya pencegahan ini diharapkan dapat meminimalisir konflik di masa mendatang.
Harimau Sumatra: Spesies Terancam Punah
Harimau Sumatra, berdasarkan data International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), hanya ditemukan di Pulau Sumatra dan berstatus spesies terancam kritis. Populasi yang terus menurun membuat satwa ini berisiko tinggi untuk punah di alam liar. Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian habitatnya menjadi sangat penting.
Masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian harimau Sumatra. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti tidak merusak hutan yang merupakan habitat harimau, menghindari aktivitas ilegal seperti perburuan dan perdagangan satwa liar, serta tidak memasang jebakan atau alat yang dapat membahayakan satwa.
Segala bentuk aktivitas ilegal yang membahayakan harimau Sumatra akan dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Konflik antara manusia dan satwa liar tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga dapat mengakibatkan korban jiwa baik dari manusia maupun satwa itu sendiri. Oleh karena itu, kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga konservasi sangat penting untuk menyelesaikan masalah ini.
Kesimpulan
Kejadian terbaru di Aceh Timur ini menjadi pengingat pentingnya upaya konservasi dan mitigasi konflik manusia-satwa liar. Perlindungan harimau Sumatra dan keselamatan warga harus menjadi prioritas bersama. Dengan kerjasama dan kesadaran semua pihak, diharapkan konflik serupa dapat dicegah di masa mendatang dan kelestarian harimau Sumatra dapat terjaga.