BKSDA Sumbar Selamatkan Anak Kucing Hutan di Agam, Satwa Dilindungi Akan Dilepasliarkan
BKSDA Sumbar berhasil menyelamatkan anak kucing hutan yang diserahkan warga Agam dan akan segera melepaskannya kembali ke habitat aslinya setelah perawatan.

Pada Minggu, 23 Februari 2024, seorang warga Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat bernama Imelda (42) menyerahkan seekor anak kucing hutan kepada petugas Damkar setempat. Anak kucing hutan betina berusia enam bulan itu ditemukan di kandang ayam milik Imelda. Petugas Damkar kemudian melaporkan temuan tersebut kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat.
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra, membenarkan adanya penyerahan anak kucing hutan tersebut. Ia menjelaskan bahwa setelah menerima laporan, tim BKSDA langsung mengevakuasi anak kucing hutan ke kantor mereka di Lubuk Basung untuk dilakukan observasi dan perawatan.
"Imelda mengamankan dan menyerahkan ke petugas Damkar Agam dan Damkar Agam langsung melaporkan ke kami," kata Ade Putra menjelaskan kronologi penyelamatan satwa langka tersebut. Pihak BKSDA Sumatera Barat menyampaikan terima kasih kepada Imelda dan petugas Damkar Agam atas kepedulian dan kontribusinya dalam menyelamatkan satwa dilindungi ini.
Anak Kucing Hutan Dilindungi dan Akan Dilepasliarkan
Anak kucing hutan yang ditemukan tersebut merupakan jenis prionailurus bengalensis. BKSDA Sumbar akan melakukan perawatan dan observasi intensif terhadap anak kucing hutan tersebut hingga kondisinya dinyatakan layak untuk dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya. Proses pelepasliaran akan dilakukan di kawasan hutan konservasi yang sesuai.
Ade Putra menambahkan bahwa usia anak kucing hutan yang masih muda menjadi pertimbangan utama dalam perawatan. Tim BKSDA akan memastikan anak kucing hutan mendapatkan perawatan terbaik agar dapat tumbuh sehat dan kuat sebelum kembali ke alam liar. Proses ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan adaptasi dan kelangsungan hidup satwa tersebut di habitat aslinya.
Pihak BKSDA juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian satwa liar. Dengan adanya kesadaran dan kepedulian masyarakat, diharapkan semakin banyak satwa dilindungi yang dapat diselamatkan dan dikembalikan ke habitatnya.
Karakteristik Kucing Hutan dan Status Perlindungan
Kucing hutan atau yang juga dikenal sebagai kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis) merupakan kucing liar kecil yang tersebar di Asia Selatan dan Timur. Meskipun terdaftar dalam spesies risiko rendah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak 2002, kucing ini tetap terancam oleh hilangnya habitat dan perburuan di beberapa daerah.
Kucing kuwuk memiliki ciri fisik yang khas, berukuran hampir sama dengan kucing domestik, namun lebih ramping dengan kaki panjang dan selaput di antara jari-jari kakinya. Warna bulunya bervariasi, ditandai dengan bintik-bintik hitam dan dua garis gelap menonjol yang memanjang dari mata ke telinga. Di Indonesia, kucing kuwuk dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/2018 juga melarang segala bentuk perdagangan dan eksploitasi satwa dilindungi ini, termasuk menangkap, melukai, membunuh, memiliki, menyimpan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakannya baik dalam keadaan hidup maupun mati, atau bagian-bagian tubuhnya. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dikenakan sanksi hukum.
Penyerahan anak kucing hutan oleh Imelda kepada pihak berwenang merupakan contoh nyata kepedulian masyarakat terhadap kelestarian satwa langka di Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam upaya perlindungan satwa liar.
BKSDA Sumatera Barat berharap kejadian ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar dan peran serta mereka dalam melindungi satwa yang dilindungi. Dengan demikian, kelestarian kucing hutan dan satwa liar lainnya dapat terjaga untuk generasi mendatang.