BKSDA Maluku Terima Ular Pohon Coklat dari Damkar Ambon
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku menerima penyerahan seekor ular pohon coklat dari Damkar Ambon setelah berhasil dievakuasi dari permukiman warga di Negeri Halong, Kota Ambon.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku menerima penyerahan satu ekor ular pohon coklat (Boiga irregularis) dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Ambon. Penyerahan satwa liar ini berlangsung di Ambon pada Kamis, 20 Februari 2020.
Ular tersebut ditemukan oleh petugas Damkar di sekitar permukiman penduduk Negeri Halong, Kecamatan Baguala, Kota Ambon. Keberadaan ular tersebut di dekat pemukiman warga dinilai membahayakan dan membutuhkan penanganan segera. Proses evakuasi dan penyerahan ini menandai kerja sama positif antara BKSDA Maluku dan Damkar dalam melindungi satwa liar dan masyarakat.
Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Maluku, Seto, menjelaskan bahwa penyerahan ular tersebut merupakan bukti nyata sinergi antar lembaga dalam upaya penyelamatan satwa liar. Langkah penyelamatan ini penting untuk menjaga keselamatan warga sekaligus melindungi satwa yang terancam. Proses evakuasi dan penanganan satwa liar ini menjadi contoh kolaborasi yang efektif.
Ular Pohon Coklat yang Diselamatkan
Setelah dievakuasi, ular pohon coklat tersebut langsung dibawa ke Pusat Konservasi Satwa (PKS) Kepulauan Maluku untuk diperiksa kondisi kesehatannya. Pemeriksaan fisik menunjukkan ular tersebut dalam keadaan sehat meskipun memiliki sifat yang liar. Spesies ular ini dikenal memiliki bisa menengah dan sering ditemukan di Indonesia bagian timur serta Australia.
Meskipun bisa ular pohon coklat tidak mematikan, keberadaannya di pemukiman penduduk tetap memerlukan penanganan khusus. Petugas Damkar dan BKSDA Maluku telah bertindak tepat dan cepat dalam menangani situasi ini, mencegah potensi bahaya bagi masyarakat.
Saat ini, ular tersebut telah ditempatkan di kandang reptil di PKS Kepulauan Maluku untuk menjalani perawatan dan observasi. Perawatan ini bertujuan untuk memastikan kondisi fisik ular pulih sepenuhnya sebelum dikembalikan ke habitat aslinya.
BKSDA Maluku menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan satwa liar dapat hidup di alam bebas tanpa mengganggu manusia. Proses pelepasliaran akan dilakukan setelah ular dinyatakan sehat dan siap kembali ke habitatnya.
Pentingnya Kerjasama Pelestarian Alam
BKSDA Maluku berharap kejadian ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar. Masyarakat diimbau untuk aktif berperan serta dalam menjaga kelestarian alam dan melaporkan penemuan satwa liar di sekitar pemukiman kepada pihak berwenang.
Kerjasama antar berbagai pihak, seperti BKSDA, Damkar, dan masyarakat, sangat krusial untuk keberlangsungan pelestarian alam. Dengan kolaborasi yang baik, upaya perlindungan satwa liar dan keselamatan masyarakat dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Penanganan ular pohon coklat di Ambon ini menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama yang solid dapat menghasilkan solusi yang optimal dalam menghadapi tantangan konservasi satwa liar di Indonesia.
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh BKSDA Maluku dan Damkar Ambon patut diapresiasi dan diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menangani kasus serupa. Pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam juga perlu terus digalakkan.
Kesimpulan
Penyerahan ular pohon coklat oleh Damkar kepada BKSDA Maluku menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keselamatan masyarakat. Kerja sama yang baik antar lembaga dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan upaya pelestarian satwa liar di Indonesia.