Rahasia Sukses City Branding Banyuwangi: Dari 'Kota Santet' Menjadi Destinasi Unggulan Nasional
Pelajari strategi sukses City Branding Banyuwangi yang berhasil mengubah citra 'kota santet' menjadi destinasi wisata unggulan, menarik perhatian daerah lain untuk belajar.

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan sebagai model keberhasilan dalam strategi promosi daerah. Wilayah ini dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Program Pendidikan Eksekutif (EEP) atau Executive Education Program oleh City Branding Institute pada 1-2 Agustus 2025.
Acara bergengsi ini bertujuan untuk berbagi praktik terbaik dalam membangun citra dan identitas unik suatu daerah. Kehadiran para pengambil kebijakan dari berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan minat besar terhadap formula sukses yang diterapkan Banyuwangi.
Inisiatif ini menegaskan posisi Banyuwangi sebagai laboratorium hidup bagi daerah-daerah yang ingin mengembangkan pemasaran wilayah mereka dari nol. Keberhasilan transformasi Banyuwangi menjadi daya tarik utama program EEP ini.
Banyuwangi: Laboratorium City Branding Nasional
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyambut baik program EEP ini dan menyatakan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan. Ia berharap praktik baik yang telah dilakukan Banyuwangi dapat bermanfaat bagi daerah lain, sembari mengakui bahwa Banyuwangi terus berbenah untuk menjadi lebih baik.
Menurut Yuswohadi, penggagas City Branding Institute, Banyuwangi adalah contoh nyata bagaimana sebuah daerah dapat bertransformasi secara signifikan. Dari julukan 'kota santet', Banyuwangi berhasil mengubah citranya menjadi daerah yang dikenal luas berkat potensi pariwisatanya yang luar biasa.
Yuswohadi menyoroti keberanian Banyuwangi dalam menciptakan destinasi dan atraksi wisata dari ketiadaan, yang kemudian menjadi daya tarik luar biasa. Keberhasilan ini menjadikan Banyuwangi sebagai 'role model' untuk city branding di Indonesia, menawarkan pembelajaran berharga bagi daerah lain.
Mendalami Strategi City Branding Bersama Para Ahli
Program EEP City Branding di Banyuwangi dirancang untuk memberikan pembelajaran berbasis pengalaman yang mendalam. Para peserta dibekali dengan template strategi praktis yang dapat diterapkan di daerah masing-masing, serta melakukan kunjungan langsung ke destinasi unggulan Banyuwangi.
Kunjungan ini memungkinkan peserta untuk mempelajari secara langsung bagaimana penerapan city branding dilakukan di lapangan. Mereka dapat melihat bagaimana potensi lokal, nilai budaya, dan inovasi daerah diintegrasikan menjadi narasi yang menarik.
EEP City Branding angkatan pertama diikuti oleh 30 peserta, yang merupakan para pengambil kebijakan dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Lampung Selatan, Samarinda, dan Kota Serang. Keberagaman latar belakang peserta memperkaya diskusi dan pertukaran ide selama program berlangsung.
- Menteri Pariwisata 2014–2019: Arief Yahya
- Menpan RB 2022-2024: Abdullah Azwar Anas
- Founder Jazz Gunung: Sigit Pramono
Para mentor yang dihadirkan dalam program ini adalah tokoh-tokoh berpengalaman di bidangnya. Kehadiran nama-nama besar seperti Arief Yahya, Abdullah Azwar Anas, dan Sigit Pramono memberikan nilai tambah yang signifikan bagi para peserta.
Kekuatan City Branding dalam Peningkatan Reputasi Daerah
Arief Yahya, mantan Menteri Pariwisata, menegaskan bahwa city branding merupakan alat strategis yang krusial untuk memposisikan daerah di tengah persaingan global yang ketat. Konsep ini jauh lebih dari sekadar promosi wisata biasa, melainkan sebuah pendekatan komprehensif.
Ia menjelaskan bahwa city branding menggabungkan berbagai elemen penting seperti potensi lokal, nilai budaya, kualitas layanan publik, dan inovasi daerah. Semua elemen ini disatukan menjadi sebuah narasi yang kohesif dan menarik bagi berbagai pihak, termasuk wisatawan, investor, pelaku usaha, dan talenta.
Dampak dari city branding pun sangat signifikan. Peningkatan reputasi daerah sebesar 10 persen, menurut Arief Yahya, mampu mendorong peningkatan kunjungan wisata hingga 11 persen dan investasi hingga 2 persen. Angka-angka ini menunjukkan kekuatan transformatif dari city branding dalam pembangunan ekonomi dan citra daerah.