Pariwisata DIY: Contoh Baik Pengelolaan Pariwisata di Indonesia
Kementerian Pariwisata menyebut pengelolaan pariwisata di Yogyakarta, khususnya Bantul, sebagai contoh baik bagi daerah lain dalam mengelola potensi wisata, ditandai dengan peningkatan peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Development Index dan pen

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memberikan apresiasi tinggi pada pengelolaan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya Kabupaten Bantul. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, model pengelolaan pariwisata di Bantul layak ditiru daerah lain di Indonesia. Hal ini disampaikannya di Yogyakarta pada Rabu, 29 Januari.
Kunjungan Menteri dan Wakil Menteri Pariwisata ke Yogyakarta menunjukkan perhatian pemerintah terhadap potensi wisata DIY, terutama Bantul. Kemenpar menilai, Bantul menjadi contoh sukses dalam pengelolaan pariwisata secara menyeluruh, terutama fokus pada gerakan wisata bersih.
Kebersihan destinasi wisata, menurut Hariyanto, menjadi faktor krusial dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Hal ini terlihat dari peningkatan peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024. Indonesia berhasil naik 10 peringkat, dari peringkat 32 ke 22. Namun, indikator kesehatan dan kebersihan pariwisata masih rendah (peringkat 89 dari 114), sehingga gerakan wisata bersih perlu ditingkatkan.
Salah satu contoh keberhasilan pengelolaan pariwisata di DIY adalah Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul. Desa ini meraih penghargaan Best Tourism Village dari UNWTO (United Nations World Tourism Organization) pada tahun 2024. Keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen masyarakat dalam melestarikan dan memberdayakan potensi lokal, khususnya batik.
Batik, yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia pada Oktober 2009, menjadi salah satu kekuatan pariwisata Indonesia. Keberhasilan Yogyakarta, khususnya Desa Wukirsari, dalam memadukan potensi budaya dan alam menjadikannya contoh portofolio pariwisata nasional yang ideal.
Menurut Hariyanto, Yogyakarta, khususnya Desa Wisata Wukirsari, menunjukkan kombinasi ideal antara budaya dan alam, dua pilar utama dalam portofolio pariwisata Indonesia. Keberhasilan ini menjadi inspirasi dan contoh baik bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi wisata lokal secara berkelanjutan.
Secara keseluruhan, Kemenpar menekankan pentingnya kebersihan dan pelestarian budaya dalam pengembangan pariwisata. DIY, khususnya Bantul dan Desa Wukirsari, menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan yang baik dapat meningkatkan peringkat Indonesia di kancah internasional dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.