Kemenpar Diminta Buat Blueprint Pengembangan Desa Wisata Berprestasi
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) didesak untuk menciptakan rencana keberlanjutan bagi desa wisata peraih penghargaan internasional seperti UNWTO dan ASEAN Tourism Awards agar siap menghadapi lonjakan wisatawan dan memaksimalkan dampak ekonomi.
![Kemenpar Diminta Buat Blueprint Pengembangan Desa Wisata Berprestasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220039.124-kemenpar-diminta-buat-blueprint-pengembangan-desa-wisata-berprestasi-1.jpg)
Desa Wisata Indonesia Raih Penghargaan Internasional
Dua desa wisata Indonesia, Jatiluwih (Bali) dan Wukirsari (Yogyakarta), telah berhasil meraih penghargaan bergengsi "Best Tourism Villages UN Tourism 2024". Prestasi membanggakan ini diikuti oleh 15 desa wisata lainnya yang mendapatkan penghargaan ASEAN Tourism Awards 2025 di Johor Bahru, Malaysia. Penghargaan tersebut meliputi kategori '5th ASEAN Homestay Award', '4th ASEAN Community-Based Tourism (CBT) Award', dan '3rd ASEAN Public Toilet Award'. Namun, kesuksesan ini membutuhkan strategi berkelanjutan agar dampak positifnya dapat dinikmati secara maksimal.
Desakan untuk Blueprint Pariwisata Berkelanjutan
Pengamat wisata dari Universitas Andalas Padang, Sari Lenggogeni, menekankan perlunya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk membuat blueprint atau rencana pengembangan yang komprehensif bagi desa-desa wisata tersebut. Menurut Sari, blueprint ini sangat penting untuk membangun ekosistem pariwisata yang matang dan terarah. Hal ini guna memastikan desa wisata siap menghadapi potensi lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara.
"Kalau misalnya dalam destinasi itu core-nya adalah pembangunan destinasi, dengan blue print pariwisata itu ada grand design, master plan-nya ketika wisatawan datang sehingga ada ekosistem yang terbangun," ujar Sari.
Lebih lanjut, Sari menjelaskan bahwa blueprint tersebut harus mencakup berbagai aspek, tidak hanya sebatas promosi. Aspek penting lainnya meliputi manajemen destinasi, visitor design, dan penyediaan informasi pariwisata yang akurat dan mudah diakses.
Pentingnya Pengembangan Ekonomi Lokal
Sari juga menekankan pentingnya pengembangan ekonomi lokal di desa wisata. Hal ini mencakup pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pembangunan souvenir center, penyusunan paket wisata yang menarik, dan penyediaan homestay yang nyaman, aman, dan ramah. Semua aspek ini harus disiapkan dengan baik, termasuk standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan (CHSE) serta hospitality.
"Kesiapan destinasi yang ditunjang oleh program lintas SKPD, lintas stake holders untuk membangun desa wisata, jadi tidak bisa langsung juara terbaik. Sehingga ketika orang datang, masyarakat tidak memahami atau literasi baik soal pariwisata ini yang kita khawatirkan," tambahnya.
Menarik Wisatawan Generasi Z dengan Local Experience
Blueprint yang terstandarisasi dan tersertifikasi juga akan berdampak positif pada durasi kunjungan wisatawan dan pengeluaran mereka. Sari mencatat tren peningkatan minat wisatawan, khususnya generasi Z, terhadap local experience. Mereka ingin berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal dan merasakan budaya setempat.
"Dampaknya pasti menjadi list terutama dia (turis) mencari local experience, semakin lama generasi terutama generasi Z sekarang cari local experience. Survei membuktikan generasi semakin lama semakin ingin berbaur dengan lokal, ingin menjadi bagian dari kelokalan tersebut," kata Sari.
Kesimpulan
Penghargaan internasional yang diraih oleh desa-desa wisata Indonesia merupakan prestasi yang membanggakan. Namun, keberhasilan ini perlu diiringi dengan perencanaan yang matang dan terstruktur. Blueprint pariwisata yang komprehensif dari Kemenpar sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan pengembangan desa wisata, memaksimalkan dampak ekonomi, dan memberikan pengalaman yang berkesan bagi wisatawan.