Ramadan di Rangkasbitung: Takjil Tingkatkan Ekonomi Warga
Penjualan takjil selama Ramadhan di Rangkasbitung, Lebak, Banten, membantu meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga para pedagang, terutama pelaku UMKM binaan pemerintah.

Penjualan takjil selama bulan Ramadhan di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga. Para pedagang, sebagian besar merupakan pelaku UMKM binaan pemerintah daerah, merasakan peningkatan pendapatan yang signifikan. Keuntungan ini membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka, khususnya selama bulan suci Ramadhan.
Aminah (45), seorang pedagang takjil di Jalan Multatuli, misalnya, mengaku sangat terbantu dengan pendapatan tambahan ini. Dengan modal Rp1,2 juta, ia mampu meraup keuntungan hingga Rp400 ribu per hari. Hal serupa juga dirasakan Imam (55), pedagang sop durian di Rancalintah, yang mampu meraih keuntungan hingga Rp1,2 juta per hari. Tingginya permintaan takjil membuat para pedagang kewalahan melayani pembeli.
Keberadaan para pedagang takjil ini juga turut mewarnai suasana Ramadhan di Rangkasbitung. Jalanan, terutama di Jalan Multatuli dan Jalan Sunankalijaga, ramai dipadati pembeli mulai pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB. Bahkan, kepadatan lalu lintas sempat terjadi di beberapa ruas jalan karena banyaknya kendaraan yang berhenti untuk membeli takjil.
Berkah Ramadhan bagi UMKM Rangkasbitung
Para pedagang takjil di Rangkasbitung menawarkan berbagai macam pilihan makanan dan minuman. Aminah, misalnya, menjual takjil dengan harga bervariasi, mulai dari Rp2.000 hingga Rp50.000. Sementara itu, Imam menjual sop durian seharga Rp10.000 per gelas. Sutinah (45), pedagang takjil di Jalan Sunankalijaga, juga mengaku aneka makanan dan minuman yang dijualnya laris manis. Pembelinya pun beragam, mulai dari pengendara angkutan umum hingga kendaraan pribadi yang hendak melanjutkan perjalanan ke Bogor dan Tangerang.
Para pedagang ini memanfaatkan momen Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Sebagian besar dari mereka merupakan pedagang makanan di sekolah pada hari-hari biasa. Dengan berjualan takjil selama Ramadhan, mereka mendapatkan penghasilan tambahan yang cukup signifikan untuk membantu perekonomian keluarga. Mereka juga menjual berbagai macam makanan tradisional, seperti bugis, dadar gulung, papais, pasung, jojorong, dan kroket, menambah kekayaan kuliner di Rangkasbitung selama Ramadhan.
Keuntungan yang didapat pun bervariasi, tergantung jenis dagangan dan modal yang dikeluarkan. Sutinah, misalnya, mampu meraup keuntungan Rp350 ribu per hari dengan modal Rp1 juta selama enam hari Ramadhan. Keberhasilan para pedagang ini juga tak lepas dari peran pemerintah daerah yang membina mereka sebagai pelaku UMKM.
Pemerintah Dukung UMKM Lewat Binaan
Pemerintah Kabupaten Lebak, melalui Dinas Koperasi dan UKM, memberikan dukungan penuh kepada para pedagang takjil yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM binaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga mereka. Imam Suangsa, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, menyatakan bahwa para pedagang menjual berbagai macam makanan dan minuman, mulai dari kuliner, sayur mayur, lauk pauk, daging, kolak, nasi merah, gado-gado, asinan, jus es, bubur sumsum, hingga minuman manis.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah, para pedagang takjil di Rangkasbitung dapat lebih maksimal dalam menjalankan usahanya. Mereka dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, sehingga dapat menarik lebih banyak pembeli. Hal ini pada akhirnya berdampak positif pada peningkatan pendapatan ekonomi keluarga mereka. Program pembinaan UMKM ini menjadi salah satu strategi pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di bulan Ramadhan.
Kesimpulannya, penjualan takjil selama Ramadhan di Rangkasbitung tidak hanya meramaikan suasana bulan suci, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi warga, khususnya para pelaku UMKM binaan pemerintah. Keuntungan yang diperoleh membantu meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraan mereka.