Pusat Jajanan Takjil Rangkasbitung Dipadati Pembeli Jelang Buka Puasa
Ramadan 1446 H di Rangkasbitung, Lebak, Banten diramaikan dengan pusat jajanan takjil yang dipadati pembeli yang mencari berbagai menu makanan dan minuman berbuka puasa dengan harga terjangkau.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Sejumlah pusat jajanan takjil di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, dipadati pembeli pada Minggu sore, 9 Maret 2024, menjelang waktu berbuka puasa di bulan Ramadan 1446 H. Ratusan pengunjung memadati lokasi-lokasi jajanan takjil di sekitar Rancalintah, Jalan Hardiwinangun, Jalan Multatuli, dan Jalan Sunan Kalijaga. Kemacetan lalu lintas pun terjadi akibat membludaknya pengunjung yang ingin mendapatkan berbagai pilihan makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Pembeli datang karena ingin menikmati beragam pilihan menu dengan harga yang terjangkau, sekaligus menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa atau yang biasa disebut 'ngabuburit'.
Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya pengunjung yang rela berdesak-desakan untuk mendapatkan makanan dan minuman favorit mereka. Berbagai macam takjil tersedia, mulai dari kuliner modern hingga makanan tradisional. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap kuliner khas Ramadan di Rangkasbitung.
Keberadaan pusat jajanan takjil ini tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan berbuka puasa, tetapi juga memberikan dampak ekonomi bagi para pedagang. Para pedagang kecil dan UMKM mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan mereka selama bulan Ramadan.
Beragam Pilihan Takjil dengan Harga Terjangkau
Pusat jajanan takjil di Rangkasbitung menawarkan berbagai pilihan menu yang menggugah selera. Mulai dari kolak, nasi merah, lauk pauk, ikan bakar, sate ayam, sayuran, gado-gado, asinan, hingga minuman manis tersedia di sana. Tidak hanya itu, makanan tradisional seperti kue pasung, apem merah, bugis, dan jojorong pun turut meramaikan pilihan menu.
Salah satu pengunjung, Nisa (35), warga Komdik Rangkasbitung, mengungkapkan alasannya membeli takjil di pusat jajanan tersebut. "Kami berbuka puasa bersama keluarga, lebih baik membeli makanan takjil karena dapat mencari pilihan menu makanan selera juga harganya murah," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Wandi (40), warga Kalanganyar. Ia mengaku sudah empat hari terakhir membeli takjil di Jalan Hardiwinangun untuk persiapan berbuka puasa. Selain untuk memenuhi kebutuhan, ia juga memanfaatkan waktu menunggu berbuka puasa atau 'ngabuburit' di pusat jajanan takjil tersebut.
Dengan beragam pilihan dan harga yang terjangkau, seperti yang diungkapkan Wandi yang hanya menghabiskan Rp75.000 untuk berbuka puasa sekeluarga, pusat jajanan takjil di Rangkasbitung menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Kemacetan Lalu Lintas dan Dampak Ekonomi
Tingginya minat masyarakat terhadap pusat jajanan takjil di Rangkasbitung juga berdampak pada kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan. Arus kendaraan roda dua dan roda empat tampak padat di sekitar lokasi pusat jajanan.
Namun, di balik kemacetan tersebut, terdapat dampak positif bagi perekonomian lokal. Para pedagang takjil mendapatkan keuntungan yang signifikan selama bulan Ramadan. Hal ini menunjukkan bahwa pusat jajanan takjil tidak hanya menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan berbuka puasa, tetapi juga menjadi pusat aktivitas ekonomi yang menunjang perekonomian masyarakat.
Keberadaan pusat jajanan takjil ini menjadi bukti nyata bagaimana tradisi dan kegiatan ekonomi dapat berjalan beriringan, khususnya selama bulan Ramadan.
Para pedagang terlihat antusias melayani pembeli yang datang silih berganti. Mereka berharap ramainya pengunjung dapat terus berlanjut hingga akhir Ramadan.
Kesimpulan
Ramai pengunjung di pusat jajanan takjil Rangkasbitung menunjukkan antusiasme masyarakat dalam menyambut bulan Ramadan. Beragam pilihan menu dengan harga terjangkau serta kesempatan untuk 'ngabuburit' menjadi daya tarik utama. Keberadaan pusat jajanan takjil ini tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.